Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalsel melakukan pertemuan atau hight level meeting di Sekretariat Daerah Provinsi setempat di Banjarbaru, Kamis (31/3).
Rapat tersebut dihadiri Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Kepala Bulog Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, dan pejabat terkait lainnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani di awal rapat mengemukakan, selain cuaca ekstrem dan aksi mogok sopir, kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar berpotensi menaikkan harga kebutuhan pokok di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran nanti.
BBM jenis solar digunakan para sopir truk untuk mendistribusikan barang atau kebutuhan pokok seperti gula, tepung, minyak goreng, bawang, cabai, dan sebagainya.
Jika para sopir sulit mendapatkan solar atau terlalu lama waktu yang mereka perlukan, bukan mustahil, barang yang dibawa lebih mahal dijual pedagang.
"Karenanya perlu sinergi semua pihak terkait untuk mengantisipasi agar harga bahan kebutuhan pokok tidak naik nanti," ujar Birhasani.
Sementara, Gubernur Kalsel dalam sambutan tertulis dibacakan Sekdaprov Roy Rizali Anwar mengatakan, seperti pengalaman tahun sebelumnya, setiap Ramadhan terjadi kenaikan harga, sehingga perlu upaya antisipasi seperti pantauan ketersediaan bahan pokok, pasar murah hingga tindakan terhadap aksi penyelewengan oleh oknum-oknum.
Baca juga: Gubernur monitor harga sembako di Pasar Bauntung Banjarbaru
Baca juga: Pemprov Kalsel terus gelorakan Revolusi Hijau
Baca juga: Pemkab Balangan tanam porang dengan program Pokar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022