Sekolah Dasar Islam Solusi (SD I-eS) atau sekolah alam di Desa Serongga Kelumpang Hilir kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menyatakan siap menjadi sekolah percontohan dalam menangani anak berkebutuhan khusus (ABK).

Kepala Sekolah Dasar Islam Solusi (SD I-eS) Serongga, Iskandar di Kotabaru Ahad mengatakan, SD I-eS merupakan sekolah alam yang juga sekolah inklusi pertama dan satu-satunya di "Bumi Saijaan". Sekolah ini baru diresmikan oleh Bupati Kotabaru H.Sayed Jafar pada 26 Februari 2022.

"Meskipun sekolah ini baru berdiri, para pengajar siap mencetak peserta didik menjadi tahfidz Al-Qur,an yang berwawasan internasional, menjadi insan yang mandiri dan sekolah kami siap menjadi pilot project terhadap sekolah lain yang ada di Kalimantan," kata Iskandar.

Ia menjelaskan, keunggulan sekolah ini adalah tidak ada tebang pilih dalam penerimaan calon siswa. Apapun latar belakang dan kondisinya selagi yang bersangkuitan memiliki niat belajar pasti akan diterima.
Ananda Adhya Muhaimina (kanan) merupakan ABK di SD I-eS saat membacakan ayat sucil Al-Quran (Antaranews/sjd)

Bahkan, pihak manajemen juga meluncurkan program unggulan melalui kerjasama antara SD I-eS dan Lazizmu dengan menggratiskan bagi para anak yatim piatu atau kaum duafa yang ingin menempuh pendidikan di sekolah tersebut hingga tamat.

Bukan hanya itu, SD I-eS Serongga juga menerapkan metode pendidikan berbasis internasional dengan menabah kurikulum pembelajaran bahasa asing diantaranya bahasa arab, inggris, jepang dan bahasa mandarin.

"Melalui sekolah alam yang berbasis inklusi, kami ingin memutus paradigma masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus yang dianggap sebelah mata, mereka adalah anak emas yang memiliki potensi sangat baik dibandingkan dengan orang yang normal," ujarnya.

Dicontohkan Iskandar, salah satu murid berkebutuhan khusus Adhya Muhaimina (9) di sekolah tersebut awalnya tidak bisa apa-apa, bahkan kalau berangkat sekolah harus digendong karena susah berjalan akibat keterbatasan fisik atau gangguan motorik.

"Dalam waktu lima bulan saat menjalani terapi, kini yang bersangkutan sudah bisa berjalan, bisa menulis, membaca dan bahkan mampu menghafalkan ayat suci Al-Quran hingga satu jus," jelas Iskandar.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru Selamat Riyadi menambahkan, pemerintah daerah akan terus melihat perkembangan selanjutnya dan akan mendukung sekolah tersebut agar proses belajar mengajar tetap berlanjut.
Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru Selamat Riyadi(Antaranews/sjd)

"Sekolah dasar inklusi memang sudah menjadi kewenangan pemerintah kabupaten, dan saat ini dinas pendidikan siap membantu apa yang diperlukan oleh pihak sekolah sesuai anggaran yang tersedia di Dinas Pendidikan Kotabaru," ujarnya.

Bahkan untuk mendukung berdirinya sekolah inklusi, tahun lalu pemerintah daerah telah melaksanakan program peningkatan kualitas tenaga pendidik dengan memberangkatkan sepuluh tenaga pengajar untuk mengikuti pendidikan inklusi di Banjarmasin.

"Harapannya, sepuluh tenaga pengajar tersebut mampu menularkan ilmunya kepada pengajar lain agar dapat penerapan pendidikan inklusi di sekolah lainnya dengan tujuan anak berkebutuhan khusus dapat diterima sekolah dimanapun," pungkasnya.
Kepala Sekolah Dasar Islam Solusi (SD I-eS) Serongga, Iskandar (kana) usai melakukan penandatanganan kerjasama dengan Laizizmu (Antaranews/sjd)

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022