Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan pemindahan ibukota provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) harus memicu kota Banjarbaru jadi lebih maju.
"Banjarbaru harus melakukan pembangunan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya," ungkap dia di Banjarmasin, Rabu.
Menurut Muttaqin, pemindahan tersebut tentu saja menguntungkan kota Banjarbaru karena memperkuat perannya sebagai penghubung antar kabupaten dan kota di Kalsel.
Letak geografis dan infrastruktur jalan raya yang sudah ada menempatkan Banjarbaru berada di tengah antara 11 kabupaten dan Kota Banjarmasin.
Hanya saja, kata dia, perkembangan dan peran ekonomi Banjarbaru kedepan sangat bergantung pada kualitas desain pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.
Efektivitas dan efisiensi kebijakan pemerintah kota dalam mewujudkan desain tersebut juga akan sangat menentukan apakah Banjarbaru dapat memanfaatkan momentum.
Di sisi lain, kota Banjarmasin juga terpacu dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perekonomian, bisnis dan perdagangan di Kalsel meski tak hanya berstatus sebagai ibukota provinsi.
Diakui Muttaqin, tidak akan mudah bagi Banjarbaru untuk menggeser peran Banjarmasin selama ini khususnya terkait gerak laju roda perekonomian.
Pertama, ukuran ekonomi Banjarmasin lebih dari 3 kali lipat perekonomian Banjarbaru yaitu Rp32,72 triliun berdasarkan harga pasar tahun 2020.
Adapun rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi kedua kota tersebut selama 2011-2020 relatif seimbang. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Banjarmasin adalah 5,34 persen, sedangkan Banjarbaru 5,85 persen.
Muttaqin menyebut jika konfirgurasi pertumbuhan ekonomi kedua kota tersebut ke depannya relatif tidak berubah, maka perekonomian Banjarbaru tidak akan dapat melampaui perekonomian Banjarmasin.
"Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Banjarmasin 5 persen per tahun dan Banjarbaru 7 persen, maka perekonomian Banjarbaru akan melampaui Banjarmasin dalam waktu 68 tahun ke depan," jelasnya.
Kedua, jumlah populasi Banjarmasin sebesar 2,6 kali lipat jumlah penduduk Banjarbaru yaitu 657 ribu jiwa. Menurut dia, keberadaan penduduk sangat menentukan perkembangan ekonomi dari sisi sumber daya manusia dan besaran pasar domestik.
Ketiga, perekonomian Banjarbaru masih sangat bergantung pada peranan pemerintah daerah. Hal ini ditunjukkan dari sisi lapangan usaha nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib atas dasar harga berlaku tahun 2020 sebesar 12.15 persen, sementara Banjarmasin hanya 5,40 persen.
Dari sisi pengeluaran, PDRB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Kota Banjarbaru sebesar 23,79 persen, sedangkan Banjarmasin 10,72 persen.
"Terlepas sejumlah kontroversi yang mewarnai disahkannya RUU Provinsi Kalimantan Selatan, kita harapkan itu memicu kedua kota berlomba-lomba untuk lebih maju," paparnya.
Di sisi lain, Muttaqin melihat Banjarbaru jauh lebih renggang sehingga memiliki ketersediaan lahan yang memadai untuk mendukung pertumbuhan kota dengan luas wilayah 371 km persegi dan kepadatan penduduk 682 jiwa per km persegi.
Dibandingkan Banjarmasin dengan kepadatan penduduk 6.679 jiwa per km persegi hingga terjadi pertumbuhan wilayah urban Banjarmasin sudah melewati batas wilayah administrasinya, sehingga menciptakan daerah satelit seperti Kertak Hanyar dan Gambut di Kabupaten Banjar, serta Handil Bakti dan Berangas di Kabupaten Barito Kuala.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Banjarbaru harus melakukan pembangunan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya," ungkap dia di Banjarmasin, Rabu.
Menurut Muttaqin, pemindahan tersebut tentu saja menguntungkan kota Banjarbaru karena memperkuat perannya sebagai penghubung antar kabupaten dan kota di Kalsel.
Letak geografis dan infrastruktur jalan raya yang sudah ada menempatkan Banjarbaru berada di tengah antara 11 kabupaten dan Kota Banjarmasin.
Hanya saja, kata dia, perkembangan dan peran ekonomi Banjarbaru kedepan sangat bergantung pada kualitas desain pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.
Efektivitas dan efisiensi kebijakan pemerintah kota dalam mewujudkan desain tersebut juga akan sangat menentukan apakah Banjarbaru dapat memanfaatkan momentum.
Di sisi lain, kota Banjarmasin juga terpacu dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat perekonomian, bisnis dan perdagangan di Kalsel meski tak hanya berstatus sebagai ibukota provinsi.
Diakui Muttaqin, tidak akan mudah bagi Banjarbaru untuk menggeser peran Banjarmasin selama ini khususnya terkait gerak laju roda perekonomian.
Pertama, ukuran ekonomi Banjarmasin lebih dari 3 kali lipat perekonomian Banjarbaru yaitu Rp32,72 triliun berdasarkan harga pasar tahun 2020.
Adapun rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi kedua kota tersebut selama 2011-2020 relatif seimbang. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Banjarmasin adalah 5,34 persen, sedangkan Banjarbaru 5,85 persen.
Muttaqin menyebut jika konfirgurasi pertumbuhan ekonomi kedua kota tersebut ke depannya relatif tidak berubah, maka perekonomian Banjarbaru tidak akan dapat melampaui perekonomian Banjarmasin.
"Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Banjarmasin 5 persen per tahun dan Banjarbaru 7 persen, maka perekonomian Banjarbaru akan melampaui Banjarmasin dalam waktu 68 tahun ke depan," jelasnya.
Kedua, jumlah populasi Banjarmasin sebesar 2,6 kali lipat jumlah penduduk Banjarbaru yaitu 657 ribu jiwa. Menurut dia, keberadaan penduduk sangat menentukan perkembangan ekonomi dari sisi sumber daya manusia dan besaran pasar domestik.
Ketiga, perekonomian Banjarbaru masih sangat bergantung pada peranan pemerintah daerah. Hal ini ditunjukkan dari sisi lapangan usaha nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib atas dasar harga berlaku tahun 2020 sebesar 12.15 persen, sementara Banjarmasin hanya 5,40 persen.
Dari sisi pengeluaran, PDRB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Kota Banjarbaru sebesar 23,79 persen, sedangkan Banjarmasin 10,72 persen.
"Terlepas sejumlah kontroversi yang mewarnai disahkannya RUU Provinsi Kalimantan Selatan, kita harapkan itu memicu kedua kota berlomba-lomba untuk lebih maju," paparnya.
Di sisi lain, Muttaqin melihat Banjarbaru jauh lebih renggang sehingga memiliki ketersediaan lahan yang memadai untuk mendukung pertumbuhan kota dengan luas wilayah 371 km persegi dan kepadatan penduduk 682 jiwa per km persegi.
Dibandingkan Banjarmasin dengan kepadatan penduduk 6.679 jiwa per km persegi hingga terjadi pertumbuhan wilayah urban Banjarmasin sudah melewati batas wilayah administrasinya, sehingga menciptakan daerah satelit seperti Kertak Hanyar dan Gambut di Kabupaten Banjar, serta Handil Bakti dan Berangas di Kabupaten Barito Kuala.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022