Pembinaan hubungan kekerabatan Malaysia - Banjar, Kalimantan Selatan tetap terjalin antara lain melalui Kitab Kanzul Ma'rifath karya Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datuk Kulampayan Martapura, Kabupaten Banjar.
Penyedia dan sekaligus penyalin/penulis kembali Kitab Kanzul Ma'rifath Datuk Kelampayan itu, Guru H Ahmad Daudi bin Irsyad Zen di Dalam Pagar Martapura, Ahad (13/2/22) menerangkan, pihaknya sudah ratusan buah kitab tersebut untuk memenuhi permintaan warga Malaysia.
"Mereka/warga Malaysia itu di antaranya atau tidak sedikit dari 'kulaan' (keluarga) Banjar, baik perantauan ataupun keturunan yang leluhurnya asal Banjar, Kalsel," ujar guru tersebut dalam percakapan dengan Antara Kalsel.
Sebagai contoh dalam setahun ini sudah ratusan Kitab Kanzul Ma'rifath Datuk Kulampayan yang secara khusus ilmu mendalami Keesaan Tuhan (mengenal Allah), pengirimannya ke sebuah majlis ta'lim di Batu Pahat Johor Malaysia.
"Kitab Kanzul Ma'rifath dengan tulisan Arab Melayu tergolong langka sehingga sulit mencari pada toko-toko kitab di Martapura (40 kilometer dari Banjarmasin) sekalipun. Apalagi pada toko-toko buku di Banjarmasin," tuturnya.
"Tidak aneh, karena ketersohoran Datuk Kulampayan dengan karyanya yang terkenal Kitab Sabilal Muhtadin sejak lama hingga ke negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam," demikian Guru Ahmad Daudi.
Kitab Sabilal Muhtadin sebuah "kitab kuning" rujukan ilmu fikih bagi kaum Muslim, sebuah karya Datuk Kulampayan masa Kerajaan Banjar dengan kepemimpinan Sultan Adam pada Abad XVIII.
Sultan Adam sendiri terkenal dengan Hukum Adat-nya.yang antara lain memuat peraturan pertanahan.
Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Kulampayan (sekitar 15 kilometer dari Martapura), Kecamatan Astambul dan Sultan Adam bermakam di "kota intan" Martapura itu sendiri.
Dalam Pagar itu sendiri berada di pinggiran kota Martapura, merupakan perkampungan Datuk Kulampayan menyebarkan ilmunya, dan kini banyak terdapat ulama-ulama tua serta majlis ta'lim/pengajian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Penyedia dan sekaligus penyalin/penulis kembali Kitab Kanzul Ma'rifath Datuk Kelampayan itu, Guru H Ahmad Daudi bin Irsyad Zen di Dalam Pagar Martapura, Ahad (13/2/22) menerangkan, pihaknya sudah ratusan buah kitab tersebut untuk memenuhi permintaan warga Malaysia.
"Mereka/warga Malaysia itu di antaranya atau tidak sedikit dari 'kulaan' (keluarga) Banjar, baik perantauan ataupun keturunan yang leluhurnya asal Banjar, Kalsel," ujar guru tersebut dalam percakapan dengan Antara Kalsel.
Sebagai contoh dalam setahun ini sudah ratusan Kitab Kanzul Ma'rifath Datuk Kulampayan yang secara khusus ilmu mendalami Keesaan Tuhan (mengenal Allah), pengirimannya ke sebuah majlis ta'lim di Batu Pahat Johor Malaysia.
"Kitab Kanzul Ma'rifath dengan tulisan Arab Melayu tergolong langka sehingga sulit mencari pada toko-toko kitab di Martapura (40 kilometer dari Banjarmasin) sekalipun. Apalagi pada toko-toko buku di Banjarmasin," tuturnya.
"Tidak aneh, karena ketersohoran Datuk Kulampayan dengan karyanya yang terkenal Kitab Sabilal Muhtadin sejak lama hingga ke negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam," demikian Guru Ahmad Daudi.
Kitab Sabilal Muhtadin sebuah "kitab kuning" rujukan ilmu fikih bagi kaum Muslim, sebuah karya Datuk Kulampayan masa Kerajaan Banjar dengan kepemimpinan Sultan Adam pada Abad XVIII.
Sultan Adam sendiri terkenal dengan Hukum Adat-nya.yang antara lain memuat peraturan pertanahan.
Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Kulampayan (sekitar 15 kilometer dari Martapura), Kecamatan Astambul dan Sultan Adam bermakam di "kota intan" Martapura itu sendiri.
Dalam Pagar itu sendiri berada di pinggiran kota Martapura, merupakan perkampungan Datuk Kulampayan menyebarkan ilmunya, dan kini banyak terdapat ulama-ulama tua serta majlis ta'lim/pengajian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022