Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin atau yang akrab dengan sapaan Bang Dhin menginginkan provinsinya mengembangkan kepariwisataan secara lebih maksimal.
Keinginan itu dalam percakapan dengan Kepala Biro (Karo) Antara Kalsel Nurul Aulia Badar di Banjarmasin, Kamis (6/1/22) sesudah dirinya mencermati secara khusus kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru-baru ini.
Laki-laki kelahiran Tungkaran Pangeran Batulicin (260 kilometer tenggara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel Tahun 1979 itu mengaku tertarik dengan cara masyarakat DIY dalam mengelola dan memaksimalkan potensi kepariwisataan mereka.
"Tampaknya atau peribahasanya sejengkal tanah pun yang memiliki potensi wisata mereka (warga DIY) manfaatkan," ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan "Bumi Bersujud" Tanbu tersebut.
"Sebagai contoh ada satu tempat yang hanya mampu menampung maksimal 60 orang pengunjung. Aku amati apa yang mereka jual dengan lahan cuma seluas itu. Ternyata mereka yang duduk di tempat tersebut hanya menikmati keindahan alam seperti debur ombak laut," ujarnya.
Bahkan, lanjut politikus muda yang cukup energik dan visioner itu, di DIY ada pula yang hanya "menjual kemilau warna-warni lampu" hal itu juga menjadi perhatian pengunjung "kota gudeg" tersebut.
"Memang DIY tidak memiliki sumber daya alam (SDA) sebagaimana Kalsel yang bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD), kecuali mengandalkan kepariwisataan," tambah mantan anggota DPRD Tanbu itu.
"Bisakah kita seperti mereka di Jogja. Saya kira kita harus berusaha. Karena pada saatnya SDA seperti galian tambang akan habis tidak bisa diperbarui," demikian Bang Dhin.
Potensi kepariwisataan Kalsel, untuk objek wisata pantai atau bahari terdapat di Kabupaten Kotabaru, Tanbu dan Kabupaten Tanah Laut (Tala), sementara objek wisata berupa pasar terapung dan "susur sungai" di Kota Banjarmasin.
Sedangkan objek wisata alam berupa panorama alam pegunungan di Kabupaten Banjar hingga daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel di antaranya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dengan Loksadonya.
Objek wisata religi antara lain berupa tempat ziarah Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Guru Sakumpul Martapura, Kabupaten Banjar, makam Syekh Muhammad Nafis bin Idris di Kabupaten Tabalong.
Almarhum Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datuk Kulampayan terkenal dengan karyanya Kitab Sabilal Muhtadin, penasihat spiritual Kerajaan Banjar ketika Sultan Adam. Almarhum Syekh Muhammad Nafis dengan karyanya Kitab Darun Nafis.
Kitab Sabilal Muhtadin sebuah rujukan ilmu fikih dan Darun Nafis bidang ilmu tasawuf yang bukan saja pegangan kaum Muslim Kalsel, tapi hingga negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Keinginan itu dalam percakapan dengan Kepala Biro (Karo) Antara Kalsel Nurul Aulia Badar di Banjarmasin, Kamis (6/1/22) sesudah dirinya mencermati secara khusus kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru-baru ini.
Laki-laki kelahiran Tungkaran Pangeran Batulicin (260 kilometer tenggara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel Tahun 1979 itu mengaku tertarik dengan cara masyarakat DIY dalam mengelola dan memaksimalkan potensi kepariwisataan mereka.
"Tampaknya atau peribahasanya sejengkal tanah pun yang memiliki potensi wisata mereka (warga DIY) manfaatkan," ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan "Bumi Bersujud" Tanbu tersebut.
"Sebagai contoh ada satu tempat yang hanya mampu menampung maksimal 60 orang pengunjung. Aku amati apa yang mereka jual dengan lahan cuma seluas itu. Ternyata mereka yang duduk di tempat tersebut hanya menikmati keindahan alam seperti debur ombak laut," ujarnya.
Bahkan, lanjut politikus muda yang cukup energik dan visioner itu, di DIY ada pula yang hanya "menjual kemilau warna-warni lampu" hal itu juga menjadi perhatian pengunjung "kota gudeg" tersebut.
"Memang DIY tidak memiliki sumber daya alam (SDA) sebagaimana Kalsel yang bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD), kecuali mengandalkan kepariwisataan," tambah mantan anggota DPRD Tanbu itu.
"Bisakah kita seperti mereka di Jogja. Saya kira kita harus berusaha. Karena pada saatnya SDA seperti galian tambang akan habis tidak bisa diperbarui," demikian Bang Dhin.
Potensi kepariwisataan Kalsel, untuk objek wisata pantai atau bahari terdapat di Kabupaten Kotabaru, Tanbu dan Kabupaten Tanah Laut (Tala), sementara objek wisata berupa pasar terapung dan "susur sungai" di Kota Banjarmasin.
Sedangkan objek wisata alam berupa panorama alam pegunungan di Kabupaten Banjar hingga daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel di antaranya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dengan Loksadonya.
Objek wisata religi antara lain berupa tempat ziarah Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Guru Sakumpul Martapura, Kabupaten Banjar, makam Syekh Muhammad Nafis bin Idris di Kabupaten Tabalong.
Almarhum Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datuk Kulampayan terkenal dengan karyanya Kitab Sabilal Muhtadin, penasihat spiritual Kerajaan Banjar ketika Sultan Adam. Almarhum Syekh Muhammad Nafis dengan karyanya Kitab Darun Nafis.
Kitab Sabilal Muhtadin sebuah rujukan ilmu fikih dan Darun Nafis bidang ilmu tasawuf yang bukan saja pegangan kaum Muslim Kalsel, tapi hingga negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022