Wilayah Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) masih terjadi longsor sehingga warga  desa di pedalaman Pegunungan Meratus  terancam terisolir.

Camat Hantakan, Sahri Ramadhan mengatakan, akses mobilitas masyarakat kembali terganggu akibat longsor,  hal tersebut terjadi karena  intensitas hujan yang tinggi. "Kita masih perlu alat berat dan perbaikan infrastruktur yang memadai," ujarnya, Rabu. 

Sebelumnya, kata Camat, BPBD Kalsel sudah menurunkan alat berat dan berakhir 5 Desember lalu. Namun, alat berat itu dirasa masih sangat diperlukan. "Kita kemarin mengajukan perpanjangan lagi," ujarnya. 

Sementara, untuk menanggulangi beberapa titik longsor pihak kecamatan bersama masyarakat setempat gotong royong menggunakan alat seadanya untuk membuka jalan.

"Sekitar 30 meter yang masih menutup jalan di ruas Rantau Parupuk menuju Bayuwana. Satu titik aja di muaranya.  Kita usahakan ke PUPR, mudah-mudahan bisa alat berat naik ke sana lagi, kayaknya tidak sanggup kalau hanya manual seadanya," terang Sahri. 

Ditambahkan dia, jumlah penduduk di sana mencapai 100 jiwa dan kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Ketua Posko Meratus Kasman membenarkan peristiwa longsor itu, dikatakannya perlu penanganan yang serius dan cepat. 

"Untuk yang di Datar Ajab menuju Bayawana belum ditangani, sudah tiga hari jalan tertutup. Kasihan warganya tidak bisa mengangkut hasil pertanian," ujarnya. 

Beberapa titik longsor yang berhasil dibuka oleh komunitas peduli masyarakat pedalaman itu, bahwa kondisi jalan sangat memprihatinkan. " Sebelum Datar Ajab, ada dua titik sepanjang puluhan meter, jalan seperti bubur," tuntasnya.

Baca juga: Pemprov Kalsel dukung pembangunan embung atasi banjir HST
Baca juga: DLHK Kalsel siapkan empat aksi atasi banjir HST
Baca juga: HST gelar MTQ suara emas

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021