Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan meyakini perekonomian provinsi tersebut tumbuh lebih tinggi pada 2022 dengan makin membaiknya kondisi atau menurunnya kasus COVID-19.
"Kita memproyeksikan pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada 2022. Perekonomian Kalsel diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari 2021 ini," ujar Kepala KPW Provinsi Kalsel Amanlinson Sembiring.
Dia menyampaikan itu pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 yang bertema "Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi" di Hotel Golden Tulip Banjarmasin, Rabu.
Hadir pada acara itu Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Ir Roy Rizali Anwar, Ketua DPRD Kalsel H Supian HK dan unsur pimpinan daerah provinsi lainnya termasuk juga beberapa kepala daerah dan pimpinan perbankan di provinsi Kalsel.
Menurut dia, dari sisi permintaan, perbaikan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif dari konsumsi, baik rumah tangga maupun pemerintah, investasi dan disertai kinerja net ekspor yang solid.
"Kasus COVID-19 yang terus melandai dan semakin terkendali mendorong peningkatan kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi termasuk melakukan pergerakan bisnis maupun wisata," tuturnya.
Namun, ucap Amanlinson, di tengah optimisme perbaikan ekonomi pada 2022, ada tantangan, yakni, risiko COVID-19 gelombang ketiga yang masih perlu terus diwaspadai karena dapat menahan perbaikan perekonomian.
Kemudian, ujarnya, tantangan struktural global warming yang akan membawa perubahan kebijakan energi dunia ke arah energi yang lebih ramah lingkungan dan kendala kapasitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masih rendah.
Karenanya untuk mempercepat pemulihan ekonomi dinyatakan pihaknya melalui 5 strategi penguatan, percepatan hilirisasi batubara, mendorong pengembangan industri hilir sawit melalui pola kemitraan, percepatan hilirisasi karet.
Selanjutnya, digitalisasi sistem pembayaran untuk integrasi ekonomi dan keuangan, terakhir adalah mendorong percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan pelaku usaha UMKM.
"Kita yakin ini bisa dengan sinergi semua stakeholder di provinsi ini hingga Kabupaten/kota," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalsel melalui Sekdaprov Roy Rizali Anwar menyampaikan, bahwa perekonomian domestik yang mulai membaik di provinsi ini harus dimanfaatkan sebagai momentum bersama untuk kembali menggalang kekuatan dan strategi yang semakin efektif guna mendorong pemulihan ekonomi.
Selanjutnya, kata dia, perekonomian global yang secara bertahap juga mulai membaik sebagai pemicu semangat optimisme pemulihan ekonomi di provinsi ini.
Secara kumulatif, ungkap Roy, pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada 2021 mulai menunjukkan pemulihan dari tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebagai dampak dari pandemi COVID-19 ini.
Dari sisi suplai, kata dia, pemulihan ekonomi ini diperkirakan didorong oleh perbaikan di seluruh lapangan usaha (LU) utama, antara lain pertambangan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Dari sisi permintaan, ujar dia, peningkatan ekonomi terutama dipengaruhi oleh perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat seiring dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang berangsur pulih, serta peningkatan investasi dan ekspor.
"Dari sisi perkembangan harga, inflasi provinsi kita pada tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan 2020, namun tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional, yakni, 3 ± 1 persen," demikian katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Kita memproyeksikan pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada 2022. Perekonomian Kalsel diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari 2021 ini," ujar Kepala KPW Provinsi Kalsel Amanlinson Sembiring.
Dia menyampaikan itu pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 yang bertema "Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi" di Hotel Golden Tulip Banjarmasin, Rabu.
Hadir pada acara itu Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Ir Roy Rizali Anwar, Ketua DPRD Kalsel H Supian HK dan unsur pimpinan daerah provinsi lainnya termasuk juga beberapa kepala daerah dan pimpinan perbankan di provinsi Kalsel.
Menurut dia, dari sisi permintaan, perbaikan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif dari konsumsi, baik rumah tangga maupun pemerintah, investasi dan disertai kinerja net ekspor yang solid.
"Kasus COVID-19 yang terus melandai dan semakin terkendali mendorong peningkatan kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi termasuk melakukan pergerakan bisnis maupun wisata," tuturnya.
Namun, ucap Amanlinson, di tengah optimisme perbaikan ekonomi pada 2022, ada tantangan, yakni, risiko COVID-19 gelombang ketiga yang masih perlu terus diwaspadai karena dapat menahan perbaikan perekonomian.
Kemudian, ujarnya, tantangan struktural global warming yang akan membawa perubahan kebijakan energi dunia ke arah energi yang lebih ramah lingkungan dan kendala kapasitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masih rendah.
Karenanya untuk mempercepat pemulihan ekonomi dinyatakan pihaknya melalui 5 strategi penguatan, percepatan hilirisasi batubara, mendorong pengembangan industri hilir sawit melalui pola kemitraan, percepatan hilirisasi karet.
Selanjutnya, digitalisasi sistem pembayaran untuk integrasi ekonomi dan keuangan, terakhir adalah mendorong percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan pelaku usaha UMKM.
"Kita yakin ini bisa dengan sinergi semua stakeholder di provinsi ini hingga Kabupaten/kota," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalsel melalui Sekdaprov Roy Rizali Anwar menyampaikan, bahwa perekonomian domestik yang mulai membaik di provinsi ini harus dimanfaatkan sebagai momentum bersama untuk kembali menggalang kekuatan dan strategi yang semakin efektif guna mendorong pemulihan ekonomi.
Selanjutnya, kata dia, perekonomian global yang secara bertahap juga mulai membaik sebagai pemicu semangat optimisme pemulihan ekonomi di provinsi ini.
Secara kumulatif, ungkap Roy, pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada 2021 mulai menunjukkan pemulihan dari tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebagai dampak dari pandemi COVID-19 ini.
Dari sisi suplai, kata dia, pemulihan ekonomi ini diperkirakan didorong oleh perbaikan di seluruh lapangan usaha (LU) utama, antara lain pertambangan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Dari sisi permintaan, ujar dia, peningkatan ekonomi terutama dipengaruhi oleh perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat seiring dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang berangsur pulih, serta peningkatan investasi dan ekspor.
"Dari sisi perkembangan harga, inflasi provinsi kita pada tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan 2020, namun tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional, yakni, 3 ± 1 persen," demikian katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021