Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sebuah Organisasi pencinta lingkungan, Masyarakat Peduli Sungai (Melingai) melakukan aksi pertama dengan memberisihkan sampah yang ada di sekitar Pasar Terapung buatan dekat menara pandang di siring Sungai Martapura, Minggu (30/8), sekaligus sebagai bentuk edukasi menjaga kebersihan kepada masyarakat..


Ketua MELINGAI Banjarmasin Fery F Hosien kepada Antaranews Kalsel mengatakan aksi pertama tersebut dihadiri Kepala Bappeda Kota Banjarmasin Ir. H. N. Fajar Desira, CES dan  Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin Huzaini serta puluhan anggota MELINGAI lainnya.

"Aksi pertama ini kita lakukan sekaligus sosialisasi keberadaan Masyarakat Peduli Sungai Banjarmasin," kata Fery.

Disebutkan anggota MELINGAI membersihkan sampah di sekitar pasar terapung itu menggunakan alat sederhana saja bahkan ada yang langsung memungut sampah dengan tangan, kemudian membuang sampah ke bak sampah yang telah disediakan oleh pihak pengelola pasar terapung yang tersebar di beberapa sudut.

"Mudahan dengan aksi ini dapat mengedukasi warga pengunjung pasar terapung dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sepanjang siring Piere Tendean tersebut, untuk tidak membuang sampah secara sembarangan" harap Fery.

Dijelaskan walau pun MELINGAI belum dikukuhkan sebagai sebuah organisasi namun yang penting aksi dilapangan sudah dilakukan.

Menyinggung MELINGAI yang baru saja dibentuk tersebut dia menyebutkan anggotanya tidak dibatasi namun siapa saja warga Banjarmasin yang peduli terhadap keberadaan sungai kemudian menjaganya agar tidak rusak, sudah termasuk dalam anggota Melingai.

"Apalagi warga Banjarmasin ini aktivitasnya lebih banyak di sungai, jadi lebih banyak aksi-aksi yang bisa dilakukan," katanya.

Sebelumnya ditempat terpisah saat penyusunan rencana kerja MELINGAI, Ketua Bappeda Banjarmasin Nurul Fajar Disera menyampaikan keberadaan organisasi pencinta sungai sangat membantu peran pemerintah kota dalam menata kelestarian sungai terutama dalam hal kebersihannya.

"Saya yakin keberadaan MELINGAI dapat membantu tugas pemerintah dalam hal pelestarian sungai di Banjarmasin," kata Fajar.

Disebutkannya Banjarmasin termasuk daerah yang unik di dunia, karena memiliki sedikitnya 150 sungai tetapi hingga saat ini hanya tinggal 102 sungai atau sepanjang 185 ribu meter yang masih hidup, selebihnya mati karena perkembangan kota dan akibat limbah dan sidimentasi lumpur hingga dangkal.

 Pemerintah bersama masyarakat khususnya Melingai berkeinginan menghidupkan kembali sungai-sungai tersebut, untuk bisa berfungsi sebagai sarana drainase, sarana transportasi, sarana komunikasi, serta untuk objek pariwisata, apalagi kedepan Banjarmasin berkeinginan menjadikan wilayah ini sebagai objek wisata dunia bagaikan Venesia di Italia.


 

Pewarta: Asmuni

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015