Peredaran narkotika jenis sabu-sabu di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan cukup memprihatinkan. Peredaran barang haram ini sudah masuk ke desa-desa bahkan pondok pesantren.
"Bahkan pernah rumah pengedar sabu hanya berjarak tiga rumah dari kediaman saya," ujar Kepala BNNK HSU H Syamsuddin di Amuntai, Senin (8/11)
Syamsuddin mengatakan, masyarakat harus waspada mengawasi lingkungan tempat tinggal masing-masing, agar tidak ada pengedar Narkotika yang leluasa beroperasi meracuni generasi muda.
Ia menginformasikan, jika peredaran Narkotika merambah ke desa-desa, bahkan pihaknya pernah mengungkap kasus pengedar Sabu di Desa Nelayan dengan jumlah barang bukti sabu cukup besar.
Dikatakan Syamsudin, BNNK butuh dukungan dan peran serta masyarakat untuk melaporkan setiap aktivitas yang mencurigakan dan diduga terdapat aktivitas peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang.
"Mohon laporkan kepada kami di BNNK, tak perlu takut karena Identitas pelapor kami jamin kerahasiaannya," kata Syamsudin.
Mantan Kasat Intel Polres HSU ini mengetahui persis bagaimana para pengedar narkotika khususnya jenis sabu-sabu marak di tengah masyarakat, karenanya dukungan segenap pihak sangat ia harapkan untuk membantu kinerja BNNK HSU.
BNNK, kata Syamsudin tidak hanya melakukan penindakan, tapi juga memiliki fasilitas Klinik Pratama untuk merehabilitasi para pecandu narkoba.
"Pelayanan di tempat rehabilitasi gratis alias tidak dipungut biaya, silakan saja berhubungan dengan BNNK agar tidak ada 'oknum' yang meminta biaya," katanya.
Memimpin jajarannya melakukan kegiatan sosialisasi dan tes urine kepada ASN di Kantor Kominfo HSU, Senin (8/11), Syamsudin menegaskan Indonesia masih darurat narkoba dimana sudah banyak biaya yang digelontorkan pemerintah untuk perang melawan Narkotika termasuk untuk anggaran rehabitasi korban Narkotika.
Ia meminta setiap keluarga menjaga anggota keluarganya khususnya anak-anak dan remaja dari pengaruh dan perangkap peredaran gelap Narkotika dan Obat-obatan terlarang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Bahkan pernah rumah pengedar sabu hanya berjarak tiga rumah dari kediaman saya," ujar Kepala BNNK HSU H Syamsuddin di Amuntai, Senin (8/11)
Syamsuddin mengatakan, masyarakat harus waspada mengawasi lingkungan tempat tinggal masing-masing, agar tidak ada pengedar Narkotika yang leluasa beroperasi meracuni generasi muda.
Ia menginformasikan, jika peredaran Narkotika merambah ke desa-desa, bahkan pihaknya pernah mengungkap kasus pengedar Sabu di Desa Nelayan dengan jumlah barang bukti sabu cukup besar.
Dikatakan Syamsudin, BNNK butuh dukungan dan peran serta masyarakat untuk melaporkan setiap aktivitas yang mencurigakan dan diduga terdapat aktivitas peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang.
"Mohon laporkan kepada kami di BNNK, tak perlu takut karena Identitas pelapor kami jamin kerahasiaannya," kata Syamsudin.
Mantan Kasat Intel Polres HSU ini mengetahui persis bagaimana para pengedar narkotika khususnya jenis sabu-sabu marak di tengah masyarakat, karenanya dukungan segenap pihak sangat ia harapkan untuk membantu kinerja BNNK HSU.
BNNK, kata Syamsudin tidak hanya melakukan penindakan, tapi juga memiliki fasilitas Klinik Pratama untuk merehabilitasi para pecandu narkoba.
"Pelayanan di tempat rehabilitasi gratis alias tidak dipungut biaya, silakan saja berhubungan dengan BNNK agar tidak ada 'oknum' yang meminta biaya," katanya.
Memimpin jajarannya melakukan kegiatan sosialisasi dan tes urine kepada ASN di Kantor Kominfo HSU, Senin (8/11), Syamsudin menegaskan Indonesia masih darurat narkoba dimana sudah banyak biaya yang digelontorkan pemerintah untuk perang melawan Narkotika termasuk untuk anggaran rehabitasi korban Narkotika.
Ia meminta setiap keluarga menjaga anggota keluarganya khususnya anak-anak dan remaja dari pengaruh dan perangkap peredaran gelap Narkotika dan Obat-obatan terlarang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021