Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan memfasilitasi pelaksanaan bimbingan teknis laporan beban kerja dosen (BKD) berbasis sistem informasi sumber daya terintegrasi (Sister) yang diikuti perwakilan dosen dari seluruh PTS di Kalimantan.

Kepala Bagian TU LLDIKTI Wilayah XI Rinawati Agustini SH MH saat membuka acara Bimtek secara virtual di Banjarmasin Senin (1/11/2021) mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan para dosen sudah mulai mengisi tentang seluruh kegiatan dan beban kerja yang harus diselesaikan ke aplikasi Sister.

Kehadiran Rina pada pembukaan tersebut, menggantikan Kepala LLDIKTI XI Profesor Udiansyah yang sedang berhalangan hadir.

Menurut Rina, setiap dosen wajib memiliki beban kerja antara 12-16 SKS, sebelum mereka mendapatkan sertifikat dosen.

Seluruh beban kerja tersebut kata dia, harus dicantumkan dalam program Sister yang sudah harus dimiliki oleh masing-masing PTS.

"Jadi teman-teman, PTS yang belum memiliki aplikasi Sister, saya harap segera melaporkan ke pimpinan PTS masing-masing, karena aplikasi merupakan salah program yang akan membantu pengendalian mutu dosen dan PTS," katanya.

Melalui aplikasi Sister tersebut, berbagai informasi terkait dengan aktivitas tridarma, mulai dari latar belakang pendidikan, aktivitas pengajaran, aktivitas penelitian, aktivitas pengabdian kepada masyarakat, dan aktivitas pendukung lainnya bisa diakses di sistem tersebut.

Seringkali data-data formal terkait aktivitas para dosen tersebut, masih berhamburan, tidak terarsip dengan baik, sehingga apabila diperlukan para dosen kesulitan untuk menemukannya. Melalui aplikasi ini, kesulitan-kesulitan tersebut, bisa diatasi.

Pada Bimtek kali ini, LLDIKTI menghadirkan nara sumber Hendra Pratama Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Hendra mengungkapkan, aplikasi Sister menawarkan banyak kemudahan bagi dosen maupun kampus, karena aplikasi ini bisa dijalankan oleh masing-masing dosen.

"Kalau sebelumnya, terkait kinerja, pencapaian beban kerja dan lainnya milik para dosen dikerjakan oleh admin kampus, yang biasanya sangat terbatas sumber daya manusiannya," katanya.

Hendra mencontohkan, bila dalam satu PTS terdapat 100 dosen, kemudian adminnya hanya satu, dapat dibayangkan, bagaiamana repotnya admin tersebut, dan kemungkinan terjadi kesalahan bisa terjadi.

Melalui aplikasi Sister, seuruh dosen bisa memasukkan kegiatannya secara mandiri, dan bila terjadi kesalahan bisa dengan cepat memperbaiki dan melengkapinya.

Dia mengungkapkan, bila diibaratkan, aplikasi Sister tersebut seperti kulkas, yang menyimpan seluruh kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok bagi dosen seperti, pendidikan formal, pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan aktivitas pendukung lainnya.

Selanjutnya, seluruh kebutuhan pokok yang telah masuk aplikasi Sister atau kulkas, akan dilakukan penilaian oleh pimpinan PT, kepegawaian, asesor dan terkait lainnya.

Bila dari hasil penilaian masih kurang, maka para dosen bisa kembali melengkapai, dan bila ada kesalahan bisa segera memperbaiki.

Selanjutnya Sister masing-masing dosen tersebut, akan masuk dalam pangkalan data pendidikan tinggi.
 

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021