Atlet sambo Kalimantan Selatan berhasil mendulang dua emas dan satu perunggu di PON XX Papua.
Dua keping emas itu milik Ali Badali (18) asal Kabupaten Tapin, menang di kelas 53 kg dan Rizky Pitopang (27) asal Kabupaten Barito Kuala menang di kelas 70 kg combat sedangkan untuk perunggu milik Muhammad Fuad (26) asal Kabupaten Tapin menang di kelas plus 71 kg.
Cerita keberhasilan atlet sambo Kalsel yang bertanding di Auditurium Jayapura itu tidaklah mudah.
Misalnya, Ali Badali harus bertanding delapan kali dan menang saat final sengit melawan atlet dari Jawa Timur.
Selanjutnya, Rizky Pitopang bertanding enam kali dan menang saat final melawan perwakilan dari KDI Jakarta.
Untuk M. Fuad terpaksa harus menerima mendali perunggu, bertanding di kelas bebas. Dia kalah melawan atlet Platnas.
"Bukan spesialis kerena aku main kelas bebas 70 plus dan juga untuk aku lama istirahat setelah cedera ditambah main sambo kurang pengelaman. Yang mengalahkan ku masuk final jadi aku ikut mengalahkan siapa yang dikalahkannya," ujar Fuad alias Meriam Banjar yang pernah berlaga di One Pride Mixed Martial Arts (MMA).
Pelatih sambo Kalsel Redha Wahdaniati di Papua, Minggu, mengatakan setelah PON XX di Papua mereka akan lebih rutin latihan.
"Persiapan buat Porprov di Hulu Sungai Selatan dan Prapon untuk PON Aceh," ujarnya.
Olahraga sambo yang tergolong masih muda di Kalsel, dikatakannya ke depan akan membuat event besar lima tahunan untuk menjaring minat dan bakat, serta mengembangkan seni bela diri sambo di daerah.
"Tujuannya agar atlet atlet potensial terlihat dan yang terbaik akan kita bina seperti halnya Platnas kita akan buktikan bahwa atlet sambo kalsel bisa," jelasnya.
Berhubung kejuaraan sambo di PON XX Papua itu adalah eksibisi atau cabang olahraga uji coba maka dua emas dan satu perunggu yang didapat atlet sambo Kalsel itu tidak masuk dalam perolehan mendali.
Baca juga: Lima atlet sambo Kalsel ikuti Kejurnas di Bandung demi Asian Championships
Baca juga: South Kalimantan's 5 sambo athletes to compete in Bandung for Asian Championships
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Dua keping emas itu milik Ali Badali (18) asal Kabupaten Tapin, menang di kelas 53 kg dan Rizky Pitopang (27) asal Kabupaten Barito Kuala menang di kelas 70 kg combat sedangkan untuk perunggu milik Muhammad Fuad (26) asal Kabupaten Tapin menang di kelas plus 71 kg.
Cerita keberhasilan atlet sambo Kalsel yang bertanding di Auditurium Jayapura itu tidaklah mudah.
Misalnya, Ali Badali harus bertanding delapan kali dan menang saat final sengit melawan atlet dari Jawa Timur.
Selanjutnya, Rizky Pitopang bertanding enam kali dan menang saat final melawan perwakilan dari KDI Jakarta.
Untuk M. Fuad terpaksa harus menerima mendali perunggu, bertanding di kelas bebas. Dia kalah melawan atlet Platnas.
"Bukan spesialis kerena aku main kelas bebas 70 plus dan juga untuk aku lama istirahat setelah cedera ditambah main sambo kurang pengelaman. Yang mengalahkan ku masuk final jadi aku ikut mengalahkan siapa yang dikalahkannya," ujar Fuad alias Meriam Banjar yang pernah berlaga di One Pride Mixed Martial Arts (MMA).
Pelatih sambo Kalsel Redha Wahdaniati di Papua, Minggu, mengatakan setelah PON XX di Papua mereka akan lebih rutin latihan.
"Persiapan buat Porprov di Hulu Sungai Selatan dan Prapon untuk PON Aceh," ujarnya.
Olahraga sambo yang tergolong masih muda di Kalsel, dikatakannya ke depan akan membuat event besar lima tahunan untuk menjaring minat dan bakat, serta mengembangkan seni bela diri sambo di daerah.
"Tujuannya agar atlet atlet potensial terlihat dan yang terbaik akan kita bina seperti halnya Platnas kita akan buktikan bahwa atlet sambo kalsel bisa," jelasnya.
Berhubung kejuaraan sambo di PON XX Papua itu adalah eksibisi atau cabang olahraga uji coba maka dua emas dan satu perunggu yang didapat atlet sambo Kalsel itu tidak masuk dalam perolehan mendali.
Baca juga: Lima atlet sambo Kalsel ikuti Kejurnas di Bandung demi Asian Championships
Baca juga: South Kalimantan's 5 sambo athletes to compete in Bandung for Asian Championships
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021