BPBD Tapin di Kalimantan Selatan tetap lakukan mitigasi bencana banjir di aliran sungai Tapin meskipun saat ini sudah ada bendungan yang berfungsi sebagai kontrol air.
"Kita akan tetap melakukan mitigasi bencana banjir di aliran sungai Tapin. Rencananya ke depan kita akan melakukan susur sungai untuk melihat kondisinya," ujar Kepala BPBD Tapin Said Abdul Nasir, Rabu, saat rakor bencana.
BPBD memperkirakan curah hujan rendah dan sedang sudah terjadi di bulan Oktober, sedangkan untuk puncak intensitas hujan diperkirakan Desember hal itu berpotensi menyebabkan banjir.
"Puncak hujan diperkirakan terjadi di bulan Desember, curah hujan antara 300-400 mm," ujarnya.
Dampak dari adanya bendungan Tapin yang Februari lalu di resmikan Presiden Joko Widodo itu, sudah berhasil mencegah banjir di awal Januari lalu saat curah hujan tinggi di 13 kabupaten kota di Kalsel.
"Banjir tahun ini kan baru sekali, kita tetap harus siap siaga," ujarnya.
Pantauan Banua Rantau Pencinta Sungai (Barangai) Tapin saat susur sungai selama empat hari sepanjang 43 km, dari hulu ke hilir di Kecamatan Tapin Utara ada beberapa titik yang tersumbat dan perlu dibereskan oleh pemerintah.
"Selain banyak nya sampah, ada tiga titik sampah berupa batang pohon yang menutup aliran sungai Tapin, rasanya itu perlu diperhatikan," ujar Ketua Barangai Tapin Fadilah.
Catatan BPBD Tapin sebelum adanya bendungan itu banjir menjadi langganan merendam Tapin Utara ; Kelurahan Kupang, Kelurahan Rantau Kanan, Kelurahan Rangda Malingkung, Desa Banua Halat Kiri dan Desa Banua Halat Kanan.
Kacamatan Bungur ; Desa Rantau Bujur, Desa Linuh, Desa Shabah, Desa Timbung, Desa Bungur, Desa Bungur Baru, Desa Banua Padang dan Desa Kalumpang.
Selanjutnya di Kecamatan Piani ada Desa Miawa yang tidak tertinggal menjadi langganan banjir itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Kita akan tetap melakukan mitigasi bencana banjir di aliran sungai Tapin. Rencananya ke depan kita akan melakukan susur sungai untuk melihat kondisinya," ujar Kepala BPBD Tapin Said Abdul Nasir, Rabu, saat rakor bencana.
BPBD memperkirakan curah hujan rendah dan sedang sudah terjadi di bulan Oktober, sedangkan untuk puncak intensitas hujan diperkirakan Desember hal itu berpotensi menyebabkan banjir.
"Puncak hujan diperkirakan terjadi di bulan Desember, curah hujan antara 300-400 mm," ujarnya.
Dampak dari adanya bendungan Tapin yang Februari lalu di resmikan Presiden Joko Widodo itu, sudah berhasil mencegah banjir di awal Januari lalu saat curah hujan tinggi di 13 kabupaten kota di Kalsel.
"Banjir tahun ini kan baru sekali, kita tetap harus siap siaga," ujarnya.
Pantauan Banua Rantau Pencinta Sungai (Barangai) Tapin saat susur sungai selama empat hari sepanjang 43 km, dari hulu ke hilir di Kecamatan Tapin Utara ada beberapa titik yang tersumbat dan perlu dibereskan oleh pemerintah.
"Selain banyak nya sampah, ada tiga titik sampah berupa batang pohon yang menutup aliran sungai Tapin, rasanya itu perlu diperhatikan," ujar Ketua Barangai Tapin Fadilah.
Catatan BPBD Tapin sebelum adanya bendungan itu banjir menjadi langganan merendam Tapin Utara ; Kelurahan Kupang, Kelurahan Rantau Kanan, Kelurahan Rangda Malingkung, Desa Banua Halat Kiri dan Desa Banua Halat Kanan.
Kacamatan Bungur ; Desa Rantau Bujur, Desa Linuh, Desa Shabah, Desa Timbung, Desa Bungur, Desa Bungur Baru, Desa Banua Padang dan Desa Kalumpang.
Selanjutnya di Kecamatan Piani ada Desa Miawa yang tidak tertinggal menjadi langganan banjir itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021