Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan mengalami deflasi sebesar 0,05 persen pada bulan September 2021 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,63.
Kepala BPS Kalsel Yos Rusdiansyah dalam siaran pers diterima Antara, Sabtu deflasi terjadi pada ketiga kota penghitungan, Banjarmasin deflasi 0,04 persen, Tanjung 0,04 persen dan Kotabaru deflasi sebesar 0,18 persen.
"Deflasi di Kalimantan Selatan pada September 2021 terjadi karena adanya penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran disamping adanya kenaikan pada kelompok lainnya," ujar dia.
Disebutkan, kelompok pengeluaran mengalami penurunan yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,24 persen, kelompok transportasi 0,42 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,18 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan yakni kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya yang naik sebesar 0,18 persen.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Kelompok lain yang mengalami kenaikan adalah kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen.
Beberapa komoditas mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi telur ayam ras, bawang merah, angkutan udara, cabai rawit, semangka, ikan tongkol, cabai merah, emas perhiasan dan ikan kembung.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi, antara lain goring, pepaya, jagung manis, bayam, ikan peda, ketimun, ikan selangat, sate, terong dan ikan kakap merah.
Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, pada September 2021 Kalsel mengalami inflasi sebesar 0,84 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2021 terhadap September) sebesar 2,56 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kepala BPS Kalsel Yos Rusdiansyah dalam siaran pers diterima Antara, Sabtu deflasi terjadi pada ketiga kota penghitungan, Banjarmasin deflasi 0,04 persen, Tanjung 0,04 persen dan Kotabaru deflasi sebesar 0,18 persen.
"Deflasi di Kalimantan Selatan pada September 2021 terjadi karena adanya penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran disamping adanya kenaikan pada kelompok lainnya," ujar dia.
Disebutkan, kelompok pengeluaran mengalami penurunan yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,24 persen, kelompok transportasi 0,42 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,18 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan yakni kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya yang naik sebesar 0,18 persen.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Kelompok lain yang mengalami kenaikan adalah kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen.
Beberapa komoditas mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi telur ayam ras, bawang merah, angkutan udara, cabai rawit, semangka, ikan tongkol, cabai merah, emas perhiasan dan ikan kembung.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi, antara lain goring, pepaya, jagung manis, bayam, ikan peda, ketimun, ikan selangat, sate, terong dan ikan kakap merah.
Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, pada September 2021 Kalsel mengalami inflasi sebesar 0,84 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2021 terhadap September) sebesar 2,56 persen.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021