Para petani buah Semangka di Muning Baru, Nagara, Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dalam pekan ini mulai memanen hasil tanaman buah semangka mereka, selain dijual partaian juga secara eceran berjejer di pinggir jalan Daha.
Penjual buah Semangka, Niah, di Muning Baru, Rabu (15/9), mengatakan memiliki luasan lahan tanaman buah semangka sekitar tiga hektar, menyediakan buah baru dipetik dan bisa dinikmati dalam kondisi masih segar.
"Kami melayani penjualan baik secara partaian maupun eceran, harganya perkilo untuk partaian Rp3 ribu sekilo, sementara untuk eceran Rp4 ribu perkilo," katanya, saat memberikan keterangan.
Dijelaskan dia, harga tersebut termasuk murah dan terjangkau, karena apabila sudah dijual dan diecerkan lagi di luar daerah bisa mencapai Rp6 ribu perkilo.
Buah tersebut dipetik langsung dari lahan milik keluarga, dibuktikan dengan tangkai buah yang masih hijau atau belum layu, dan buah petikan baru juga dipisahkan dari dipetik sebelumnya.
Persediaan buah semangka yang dipetik agak lama juga dijual dengan harga berbeda dan lebih murah, ada yang Rp3 ribu perkilo dan Rp2 ribu perkilonya.
"Karena ada yang mencari katanya buah semangka yang disimpan lebih lama, rasanya lebih manis ketimbang yang dipetik baru," katanya.
Menurut dia, untuk masa panen ini memang harga normal di kisaran Rp4 ribu eceran dan Rp3 ribu partaian untuk perkilonya, dan ini jadi berkah penghasilan tersendiri bagi keluarga, walau sempat harganya turun hingga Rp2 ribu perkilonya.
Puluhan hingga ratusan semangka setiap harinya dipetik di lahan warga yang berada di kawasan lahan lebak, di mana masyarakat dapat menanam dan panen di musim kering atau kemarau, dan intensitas hujan berkurang.
Karena berada di lahan lebak atau rawa, maka pengangkutannya juga menjadi pemandangan yang unik bagi yang tidak biasa melihat, karena mereka memakai jukung atau perahu untuk membawa semangka tersebut.
Pembeli semangka, Udin, mengatakan sengaja datang ke Muning Baru untuk membeli buah dari pedagang lokal karena harganya lebih murah, serta ukurannya juga besar-besar.
Bisa memilih sesukanya dan bisa mencicipi rasa buah semangka yang disediakan penjual, dan tentunya rasa tidak akan jauh beda dengan buah yang dibeli dan anak dinikmati bersama keluarga, apalagi dibuat jus semangka.
"Kebiasaan kami malah makan semangka dengan garam, rasanya bisa terasa lebih manis di lidah, walaupun ada juga yang suka dengan pakai gula pasir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Penjual buah Semangka, Niah, di Muning Baru, Rabu (15/9), mengatakan memiliki luasan lahan tanaman buah semangka sekitar tiga hektar, menyediakan buah baru dipetik dan bisa dinikmati dalam kondisi masih segar.
"Kami melayani penjualan baik secara partaian maupun eceran, harganya perkilo untuk partaian Rp3 ribu sekilo, sementara untuk eceran Rp4 ribu perkilo," katanya, saat memberikan keterangan.
Dijelaskan dia, harga tersebut termasuk murah dan terjangkau, karena apabila sudah dijual dan diecerkan lagi di luar daerah bisa mencapai Rp6 ribu perkilo.
Buah tersebut dipetik langsung dari lahan milik keluarga, dibuktikan dengan tangkai buah yang masih hijau atau belum layu, dan buah petikan baru juga dipisahkan dari dipetik sebelumnya.
Persediaan buah semangka yang dipetik agak lama juga dijual dengan harga berbeda dan lebih murah, ada yang Rp3 ribu perkilo dan Rp2 ribu perkilonya.
"Karena ada yang mencari katanya buah semangka yang disimpan lebih lama, rasanya lebih manis ketimbang yang dipetik baru," katanya.
Menurut dia, untuk masa panen ini memang harga normal di kisaran Rp4 ribu eceran dan Rp3 ribu partaian untuk perkilonya, dan ini jadi berkah penghasilan tersendiri bagi keluarga, walau sempat harganya turun hingga Rp2 ribu perkilonya.
Puluhan hingga ratusan semangka setiap harinya dipetik di lahan warga yang berada di kawasan lahan lebak, di mana masyarakat dapat menanam dan panen di musim kering atau kemarau, dan intensitas hujan berkurang.
Karena berada di lahan lebak atau rawa, maka pengangkutannya juga menjadi pemandangan yang unik bagi yang tidak biasa melihat, karena mereka memakai jukung atau perahu untuk membawa semangka tersebut.
Pembeli semangka, Udin, mengatakan sengaja datang ke Muning Baru untuk membeli buah dari pedagang lokal karena harganya lebih murah, serta ukurannya juga besar-besar.
Bisa memilih sesukanya dan bisa mencicipi rasa buah semangka yang disediakan penjual, dan tentunya rasa tidak akan jauh beda dengan buah yang dibeli dan anak dinikmati bersama keluarga, apalagi dibuat jus semangka.
"Kebiasaan kami malah makan semangka dengan garam, rasanya bisa terasa lebih manis di lidah, walaupun ada juga yang suka dengan pakai gula pasir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021