Pemerintah melalui Kementerian BUMN optimistis bahwa kehadiran holding BUMN Ultra Mikro (UMi) akan semakin memperkuat ekosistem ultra mikro nasional, terlebih kinerja PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian holding melalui program Mekaar cukup gemilang, bahkan melampaui Grameen Bank.

Menteri BUMN Erick Thohir berterima kasih kepada para nasabah PNM karena turut serta menjaga perekonomian mikro tetap berjalan. Dalam waktu dekat Kementerian BUMN akan menggabungkan BRI, PNM, dan Pegadaian yang selama ini bergerak dan membantu pendanaan sektor ekonomi mikro dan kecil. Melalui sinergi itu bunga cicilan pinjaman produktif akan lebih ringan.

“Insya Allah, bulan November cicilan akan turun," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.



Holding BUMN Ultra Mikro menjadi langkah strategis pemerintah dalam pemberdayaan usaha masyarakat kecil melalui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai induk, PNM dan PT Pegadaian (Persero). Kinerja holding diharapkan mampu ikut menjaga ketahanan ekonomi nasional ke depan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung menyinggung kinerja PNM Mekaar yang sangat optimal dalam pemberdayaan usaha wong cilik. Hal itu dibeberkan Presiden Jokowi saat mengungkapkan tiga strategi besar menjaga pertumbuhan perekonomian ke depan di tengah pandemi, salah satunya adalah pengembangan dan pemberdayaan pelaku UMKM juga usaha UMi melalui digitalisasi.

Menurut Presiden Jokowi, program Mekaar dari PNM yang dimulai sejak 2016 dengan besaran kredit berkisar Rp500 ribu hingga Rp3 juta, yang awalnya pada 2017 jumlah nasabah hanya 1,5 juta saat ini sudah mencapai 10,8 juta nasabah. Hal tersebut merupakan sebuah lompatan yang sangat cepat karena usaha-usaha mikro di Tanah Air bisa lebih berkembang melalui kredit produktif.

“Ini hampir 100% ini yang diberikan adalah ibu-ibu dan ini sudah melebihi dari Grameen Bank, karena nasabahnya [Grameen Bank] kurang lebih hanya 6 juta, ini sudah sampai ke 10,8 juta nasabah.” ujar Presiden Jokowi.



PNM Siap Turunkan Bunga

Kemampuan PNM melayani the bottom of pyramid pelaku usaha di Indonesia ini diyakini semakin kokoh, seiring pertumbuhan bisnis dan aktivitas pemberdayaan perseroan ke depan yang makin besar setelah Holding Ultra Mikro terbentuk.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi menjelaskan bahwa pertumbuhan bisnis dan aktivitas pemberdayaan PNM ke depan berpotensi makin besar setelah terbentuknya holding. Integrasi data pelaku ultra mikro nasional akan semakin solid karena holding tersebut.

Melalui holding BUMN Ultra Mikro, perseroan dituntut untuk lebih agresif dalam membantu pelaku usaha mikro naik kelas. Yakni melalui pembinaan yang semakin masif dan penyaluran pinjaman modal produktif dengan bunga cicilan yang lebih ringan. Karena itu, PNM pun tengah mengkalkulasi beberapa hal seperti potensi beban dana, beban operasional, serta beban lainnya yang akan ditransmisikan pada beban cicilan kredit usaha wong cilik.

"Penurunan (bunga) cicilan akan terjadi setelah ada holding. Saat ini, sedang didiskusikan bersama. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan," ujar Arief.



Dengan integrasi ekosistem UMi melalui holding, PNM cukup optimistis nasabah program Mekaar PNM akan memperoleh keuntungan penurunan bunga pinjaman sekitar 3 persen. Sinergi itu pun akan semakin menguntungkan masyarakat kecil karena dapat mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya overhead sekitar 8 persen.

Selain itu, penguatan ekosistem usaha UMi nasional melalui holding diharapkan dapat memberikan akses pendanaan yang lebih murah, berkurang sekitar 7persen-9 persen. Integrasi ketiga entitas BUMN tersebut dinilai bakal membentuk ekosistem usaha UMi yang kuat dengan menjaga, dan mempertahankan pendekatan pemberdayaan sosial PNM, dan model bisnis Pegadaian yang khas. Kemudian juga memperkuat peranan BRI sebagai koordinator dan center of excellence.

"Ekosistemnya tentu akan menjadi lebih besar. Pelaku (usaha) ultra mikro dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung," sebut Arief.

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021