Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan, pandemi bisa dikatakan terkendali ketika penurunan kasus terjadi justru saat testing COVID-19 semakin masif.

"Kita berharap testing digencarkan dan tingkat positivitas turun hingga 5 persen ke bawah," kata Hidayatullah Muttaqin di Banjarmasin, Selasa.

Melalui testing yang masif dan tracing dengan rasio kontak erat ideal satu berbanding 30, kata Taqin, maka dapat mendeteksi penduduk yang terinfeksi secepat-cepatnya dan sebanyak-banyaknya, sehingga mata rantai penularan dapat diputus melalui isolasi dan perawatan di rumah sakit.

"Jangan sampai terulang penyakit penurunan semu, yaitu turunnya kasus konfirmasi akibat turunnya jumlah testing PCR," bebernya.

Menurut Taqin, pencapaian testing dan tracing yang tinggi akan mempercepat proses pelonggaran ekonomi.

Sementara kebijakan pembukaan ekonomi juga hendaknya mempertimbangan capaian populasi yang sudah divaksinasi dua dosis.

Semakin cepat suatu daerah mencapai target vaksinasi semakin terbuka pula kemungkinan pembukaan ekonomi dan kegiatan masyarakat lainnya.

Namun begitu, Taqin mengingatkan pula pelonggaran ekonomi hendaknya dilakukan bukan berdasarkan pada kepentingan ekonomi sesaat, melainkan berbasis pada situasi epidemiologi yang analisis big datanya sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Ditegaskannya, semakin cepat pandemi terkendali maka semakin cepat pula pemulihan ekonomi Indonesia.

Sebaliknya pelonggaran pada saat insiden kasus COVID-19 dan tingkat penularan tinggi hanya akan memperpanjang umur pandemi dan menambah ketidakpastian ekonomi.

"Relaksasi ekonomi memang berhasil mengangkat pertumbuhan produk domestik bruto pada triwulan kedua sebesar 7 persen. Tetapi pelonggaran pada saat pandemi belum terkendali justru menimbulkan gelombang kasus yang menelan lebih banyak korban manusia," tandasnya.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021