Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) atau dikenal dengan julukan "Bumi Rakat Mufakat" berduka dengan berpulangnya ulama besar kharismatis Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) HSS, TGH Muhammad Ridwan Baseri atau Guru Kapuh, Rabu (11/8).

Guru Kapuh diketahui meninggal dalam usia 55 tahun saat masih dalam perawatan karena sakit di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend H Hasan Basry Kandangan, sekitar pukul 09.05 Wita, dan dishalatkan di depan RSUD pada pukul 11.30 Wita.

"Kami begitu terkejut dan sangat merasa kehilangan, selama 13 hari almarhum mendapatkan perawatan di RSUD Kandangan, beliau terus mendukung program-program pemerintah, termasuk pada saat kita menangani COVID-19," kata Bupati HSS, H Achmad Fikry.

Ia mengatakan, anak almarhum berpesan kepada seluruh jamaah untuk menerapkan protokol kesehatan, karena diketahui almarhum orang yang begitu konsisten terhadap protokol kesehatan.

Untuk prosesi pemakaman berjalan lancar, meskipun secara terbatas atas permintaan keluarga, namun lanjutnya pihak keluarga akan membuka setelah pemakaman berlangsung untuk jamaah hingga jam 9 malam.

Ia mengungkapkan sangat berat sekali kehilangan almarhum, selain sebagai guru spiritual juga selalu mendampingi dan memberi saran pada dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten HSS.

Ungkapan duka cita mendalam juga disampaikan Wakil Bupati HSS, Syamsuri Arsyad, di mana dirinya dan juga semua masyarakat HSS merasa kehilangan akan Sosok beliau.

“Kami terakhir bertemu dengan Guru Kapuh pada peringatan hari raya Idul Adha lalu, saat menyerahkan sapi kurban,” katanya, dalam keterangan

Menurut dia, sosok Guru Kapuh baginya adalah pribadi panutan umat, yang begitu lembut dan tidak pernah membeda-bedakan siapa pun yang datang ke majelisnya.

Ia selalu merasa rindu menghadiri secara langsung majelis almarhum, tapi di karenakan pada masa pandemi hanya bisa mengikuti secara daring, tapi kerinduan ini tak akan bisa lagi, mengingat beliau telah lebih dulu berpulang atau meninggal dunia.

Ada moment yang selalu diingat, yakni setiap kesempatan pengajian malam Jum’at, setelah selesainya pengajian almarhum biasanya minum kopi di gelas yang disediakan.

“Setelah beliau minum dua teguk biasanya diserahkan kami, dan kami meminumnya dengan suka cita, ini menjadi moment yang selalu kami ingat,” katanya.

Selain memberikan nasehat-nasehat, almarhum juga memadukan logika akal dengan agama dan cerita-cerita sejarah dipertautkan menjadi ceramah yang indah dan mudah dipahami.

Sosok almarhum juga mengikuti perkembangan zaman dan sangat logis dalam melihat persoalan, sosok beliau begitu sangat menjadi teladan yang dihormati dan di banggakan .

“Nasihatnya masuk dan meresap di hati, membuat kita semakin termotivasi betapa pentingnya menutut ilmu di majelis-majelis ilmu,” katanya.

Almarhum dimakamkan di komplek Ponpes Ibnu Athaillah atau lebih dikenal dengan Pendopo Guru Kapuh, Desa Kapuh, Kecamatan Simpur, sekitar pukul 13.00 Wita setelah shalat Zuhur.

Baca juga: Istighosah dan doa bersama Pemkab HSS sambut 1 Muharram

Baca juga: Bupati HSS sampaikan duka cita atas berpulangnya almarhum Bahteransyah

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021