Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Generasi muda di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, kurang berminat menjadi petani dan mereka lebih memilih profesi lain sesuai latar belakang pendidikannya.

Kepala BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara Eddy Erwan Nopianoor  di Amuntai, Rabu mengatakan, saat ini petani di daerah ini sebanyak 26.268 rumah tangga, dari jumlah tersebut yang berusia di atas 64 tahun 2.070 rumah tangga,  sedang yang berusia kurang dari 24 tahun hanya berjumlah 374 rumah tangga, selebihnya berusia 25 - 64 tahun.

"Jadi lebih banyak petani di Hulu Sungai Utara berusia tua dibanding petani muda," ujar Eddy dalam siaran pers.

Badan Pusat Statistik Hulu Sungai Utara merilis data hasil sensus pertanian 2013 pekerjaan bertani lebih banyak digeluti penduduk berusia tua di atas 50 tahun.

Eddy mengatakan pemerintah daerah perlu memberikan motivasi dan rangsangan agar pemuda tertarik menggeluti pekerjaan bertani melalui berbagai kebijakan insentif dan peningkatan sarana dan prasarana pertanian.

"Kita harus mempertimbangan peran petani muda ini jika ingin mewujudkan ketahanan pangan di daerah," katanya.

Pemerintah daerah, lanjut Eddy harus mempersiapkan petani-petani muda untuk menggarap lahan-lahan pertanian produktif, mengingat petani yang berusia tua lambat laun akan berkurang.

Sensus Pertanian 2003 oleh BPS menunjukan terjadi pengurangan rumah tangga usaha pertanian dari sebanyak 31.697 rumah tangga di 2003 menjadi sebanyak 28.341 rumah tangga di 2013 alias berkurang sebanyak 3.356 rumah tangga.

Pengurangan jumlah petani terbanyak terjadi di Kecamatan Amuntai Tengah sebanyak 22.08 persen dari 3.809 rumah tangga menjadi 2.968 rumah tangga. Kemungkinan karena Kecamatan Amuntai merupakan wilayah perkotaan sehingga banyak petani pindah pekerjaan sebagai pedagang dan lainnya.

Apakah minimnya minat generasi muda terjun kepekerjaan petani ini disebabkan rendahnya penghasilan petani? Data Sensus BPS 2013 menyebutkan rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten HSU sebesar Rp22,193 juta per rumah tangga pertahun, atau Rp1,85 juta per rumah tangga perbulan.

Sedangkan, rata-rata pendapatan rumah tangga dari bekerja sebagai buruh pertanian lebih kecil dibanding buruh diluar pertanian. Penghasilan buruh di luar pertanian Rp3,40 juta per rumah tangga pertahun, sedangkan buruh pertanian hanya Rp337,42 ribu per rumah tangga pertahun.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten HSU Ilham Hadi untuk merangsang minat generasi muda menggeluti pekerjaan bertani perlu diterapkan moderenisasi pertanian.

"Peralatan dan mesin pertanian akan mempermudah pekerjaan petani diharapkan bisa memancing minat pemuda untuk bekerja di sektor pertanian," katanya.

Apalagi, katanya Kabupaten HSU memiliki Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Amuntai yang setiap tahun meluluskan sarjana pertanian.

  "Selain itu kebijakan zonasi, insentif dan disinsentif diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani di daerah, sehingga bekerja di sektor pertanian menjadi idaman bagi pencari kerja," katanya.    

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015