Anggota DPR RI H Muhammad Rifqinizamy Karsayuda yang akrab dipanggil Bang Haji rifqi menggelar kegiatan Ngobrol Pintar (NgoPi) tentang pemuda dan masa depan banua, Jum'at (16/7) di Kafe Satu Agustus Barabai.

Diskusi yang dikemas secara santai dan terbuka untuk umum tersebut dihadiri para anak muda yang tidak hanya dari Kota Barabai, namun antusias datang dari Amuntai, Tabalong hingga Tanjung.

Melihat peran pemuda saat ini, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut menyebutkan bahwa pemuda saat ini merupakan sebuah potensi bukan ancaman. "Seiring perkembangan zaman, mereka harus dikelola sebagai bagian dari akselarasi pembangunan," katanya.

Sekarang menurut Rifqi, pemuda HST mestinya mendapatkan momentum, karena memiliki Bupati yang umurnya di bawah 40 tahun.

"Dari sisi psikologis dan usia, mestinya bersama-sama pemuda bisa melakukan proses dialogis, sinergitas dan kolaborasi untuk melakukan percepatan pembangunan di Kabupaten HST, mengingat masa jabatan cuma 3,5 Tahun," kata Anggota Komisi II DRI RI tersebut.

Proses itu diterangkannya yang paling bisa diharapkan.  "Jadi bukan hanya wilayah pemudanya, namun Pemerintah Daerah bisa mendialogkan diri dengan para anak muda," lanjutnya

Ia menyebutkan, anak muda ini pada satu sisi punya banyak potensi sesuai dengan latar belakang baik itu dari bidang keahlian, keilmuan, ataupun hobi masing-masing. Namun, para pemuda dis isi lain juga perlu difasilitasi baik dari sisi permodalan dan peningkatan kapasitas, termasuk perizinan jika mereka ingin berkegiatan dalam kewirausahaan.

Terkait kolaborasi yang bisa dikerjakan bersama DPR RI, Ia menyatakan pada prinsipnya banyak menunggu. "Kalau ada ide atau gagasan yang bisa di sharing dengan kami secara personal atau lembaga DPR RI, nanti kita bantu bagaimana pengembangan lebih lanjut," papar Rifky.

"Sebagai wakil rakyat, kanalisasi itu harus dibangun dan kami siap melakukan kolaborasi dengan para pemuda di Kabupaten HST," katanya.

Berbicara terkait masa jabatan Bupati yang saat ini hanya sekitar 3,5 Tahun, Ia menegaskan, para pemimpin daerah mau tidak mau harus kreatif dan inovatif dalam pembangunan.

"Indikator untuk menghasilkan output pembangunan itu tidak hanya sekedar berdasarkan tahun atau lamanya tahun menjabat, namun lebih kepada karya dan gagasan yang bisa diakselarasi," katanya.

Menurut Rifqi, bisa jadi bupati A mengerjakan 10 program dengan masa jabatan lima tahun, namun bupati B mampu melaksanakan 10 program dalam kurun waktu satu tahun, jadi dalam tiga tahun, ada 30 program yang direalisasi.

"Jadi kata kuncinya adalah soal leadership, soal kapasitas dan soal bagaimana mengakselarasi program di tengah kondisi seperti ini, tidak ada kata lain untuk melaksanakan akselarasi pembangunan selain kreatif berkolaborasi,"katanya.

Kolaborasi bisa dilakukan dengan pemerintah Provinsi, pusat, serta sektor usaha yang melibatkan masyarakat, karena disana juga ada para pemuda di dalamnya.

Rifky berpendapat bahwa percepatan pembangunan itu tidak semata-mata dinilai dari angka-angka yang sifatnya dapat dilihat dalam bentuk fisik. Tapi, pembangunan infrastruktur krusial itu juga penting.

"Kita kerap kali berlomba membangun infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, gedung dan lain-lain jalan, namun infrastruktur sosial kita lemah, karena konsulidasi demokrasi dan sosial di tingkat lokal itu lemah. Nah, itu yang harus dilakukan" tuturnya. 

Ditambahkannya, pembangunan saat ini harus ada simultan antara yang berbau fisik, ekonomi kuantitatif dengan sesuatu yang berbau kualitatif. "Saya menaruh harapan positif dengan pemerintahan yang baru saat ini, karena dipimpin juga oleh seorang pemuda," tuntasnya.

Baca juga: Rifqi : Kalsel gerbang ibukota, perlu disiapkan sebagai lumbung pangan nasional
Baca juga: Anggota DPR RI Rifki Karsayuda bagikan seribu paket sembako di HST
Baca juga: HST dapat suntikan dana Rp190 miliar pada 2020
Baca juga: Waspadai Konflik Akibat Dualisme Kepengurusan Parpol

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021