Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, membuat 150 keranjang takakura atau keranjang pengolah sampah organik menjadi pupuk sebagai upaya mengurangi volume sampah di wilayah ini.


Kasubid Pemantauan Kualitas Lingkungan BLHD Tabalong Irfansyah di Tanjung, Rabu mengatakan, 150 buah keranjang takakura sudah disebarkan ke 10 sekolah di Kecamatan Tanjung dan Murung Pudak termasuk di komplek pemukiman.

"Targetnya tahun ini kita bisa membuat 300 keranjang takakura dengan harapan bisa mengurangi volume sampah di wilayah Kecamatan Tanjung dan Murung Pudak, saat ini sudah 150 keranjang yang disebarkan ke sekolah dan pemukiman warga," jelas Irfansyah.

Sekolah yang mendapatkan bantuan keranjang pengolah sampah organik ini diantaranya, SMA Negeri 1 Tanjung, SMA Negeri 2 Tanjung, SMK Tanjung, Madrasah Aliyah Negeri, SD Negeri 1,5 Murung Pudak dan SMP 2 Murung Pudak.

Di wilayah pemukiman keranjang takukura juga disebarkan di kawasan Komplek Permata Baru, Komplek Swadarma Lestari Mabuun dan Jalan Anggrek Pembataan Kecamatan Murung Pudak.

Termasuk sejumlah lokasi yang menjadi titik pemantauan adipura seperti perkantoran yang tersebar di dua kecamatan tersebut.

Sebelumnya Kepala BLHD Tabalong, Johan Noor Effendi mengatakan saat ini dilaksanakan program Gerakan Masyarakat Mengolah Sampah Menjadi Berkah melalui bank sampah termasuk keranjang takakura yang dibuat dari bantalan sekam di bagian atas dan bawahnya.

Dari data di BLHD setempat, bank sampah induk dan binaan yang sudah terbentuk mencapai ratusan buah tersebar di Kecamatan Murung Pudak, Tanjung dan Tanta termasuk yang dikelola sekolah dan organisasi wanita seperti Dharma Wanita.

Untuk bank sampah induk diantaranya di Sulingan dan Tanta yang saat ini omsetnya mencapai Rp2 juta dan membina puluhan bank sampah lainnya.

  Dengan bank sampah binaan diantaranya bank sampah di Desa Luk Bayur, Desa Bayahin, Desa Barimbun, Desa Tanta, Desa Puain Kanan, Desa Padangin dan Desa Dahur.   

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015