Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Yuli Hertawan mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan pembelian drone penyemprot herbisida untuk membasmi tanaman liar Puteri Malu Raksasa (Mimosa Pigma) dan tanaman gulma pengganggu di lahan pertanian milik petani.

"Ada perusahaan yakni PT MKD melakukan uji penyemprotan Herbesida merk elang menggunakan mesin drone ke lahan pertanian, kita tunggu hasilnya apakah aman bagi petani," ujar Yuli.

Yuli mengatakan, drone dimaksud mampu mengangkut cairan herbisida dan terbang mengitari arelal pertanian dan secara otomatis kembali  ke titik start apabila semua cairan Herbisida sudah habis disemprotkan.

Namun, alternatif pembelian drone ini bukan merupakan prioritas utama mengingat perlu anggaran untuk pembelian yang cukup mahal.

"Kita berharap upaya lain yang bisa menjadi motivasi petani untuk secara rutin dan berkesinambungan membersihkan lahan saat tanaman gulma atau Susupan Gunung belum tumbuh besar dan menyebar," katanya.

Yuli menyayangkan masalah tanaman liar di lahan rawa ini masih menjadi kendala yang dihadapi sebagian petani saat memulai musim tanam.

Padahal, katanya, jika petani membersihkan tanaman liar ini saat baru tumbuh tentu lelbih mudah dan efesien.

Ia melihat ada kecenderungan petani malas membersihkan lahan mereka dari Susupan Gunung karena jenis tanaman liar ini batang dan akarnya memang agak susah dibersihkan.

Bahkan jika dibakar, biji tanaman semakin mudah tersebar ke lahan pertanian sehingga semakin banyak tumbuh dan menjalarnya.

Pada pemandangan umum fraksi di DPRD HSU sejumlah anggota dewan masih menyampaikan keluhan petani di beberapa desa terkait maraknya perkembangan Susupan Gunung yang hampir merata menutup lahan pertanian.

Kepala Dinas Pertanian bersama beberapa staf sudah meninjau lokasi desa yang dilaporkan anggota DPRD menghadapi masalah Susupan Gunung diantaranya Desa Hambuku dan Pematang Benteng.

"Petugas kami sudah ke Desa Pematang Benteng, kondisi gulma tidak pada hamparan yang luas, tapi terpisah beberapa titik. Utk membersihkan kami menawarlan Herbisida untuk tahun depan.dan tehnis penyemprotan dirembukan dengan Kelompok Tani, aparat desa dan penyuluh  pertanian," kata Yuli.

Yuli menawarkan alternatif lain agar petani melakukan usaha sampingan di lahan pertanian rawa dengan beternak ikam atau budidaya tanaman teratai (talipuk) sehabis panen padi nanti.

"Kadang petani malas turun ke lahan hanya untuk membersihkan Susupan Gunung sehingga perlu di carikan solusi usaha sampingan tersebut," katanya.

Sambil melakukan usaha sampingan, terang Yuli, petani bisa sambil membersihkan lahan dari tanaman gulma, tanaman liar dan Susupan Gunung. Petani termotivasi membersihkannya karena untuk melindungi budidaya ikan atau tanaman talipuk di lahan pertanian.

Upaya ini, kata Yuli, pernah ingin di upayakan para petani di Desa Pondok Babaris Kecamatan Sungai Pandan dimana sebagian besar lahan pertaniandi desa ini  cukup bersih dari perkembangan Susupan Gunung.
VIDEO BERITA TERKAIT :  
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021