Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan gelar pelatihan keterampilan untuk 64 orang generasi milenial.
"Tahap kedua ada pelatihan keterampilan menjahit dan pengoprasian komputer diikuti 64 peserta ada yang dari Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Banjar," ujarnya Kepala Disnaker Tapin, Fauziah, Rabu di Rantau.
Pelatihan untuk menjahit ada dua kelas dan komputer ada dua kelas, dikatakannya pelatihan dilaksanakan selama 38 hari di komplek kantor Disnaker Tapin.
"Alhamdulillah kita mendapat dukungan penuh dari Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, pemerintah daerah dan juga DPRD Tapin," ujarnya
Catatan Disnaker Tapin alumni peserta yang mengikuti pelatihan menjahit ada 250 orang, dikatakannya asa sekitar 75 persen sudah membuka usaha sendiri ataupun bekerja di perusahan konveksi.
"Setiap alumni selalu kita pantau. Jadi tidak hanya sekedar mengikuti pelatihan, para peserta asal ada kemauan kita salurkan untuk bekerja dan berpenghasilan setelah selesai pendidikan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin, H Masyraniansyah mengatakan apresiasi kepada Disnaker Tapin yang bergeliat mencetak para tenaga kerja yang terampil.
"Kita pemerintah daerah mengapresiasi program yang dijalankan Disnaker Tapin, tentu akan selalu kita dukung," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPRD Tapin, H Yamani berpesan kepada Disnaker Tapin untuk tidak sungkan untuk berkoordinasi dengan DPRD Tapin apabila ada kendala untuk mencetak para pekerja terampil.
"Kami harapkan nantinya Kadisnaker untuk berkoordinasi, seperti apa nantinya keluhan keluhan insya Allah kami tanggapi," ujarnya.
Sementara itu, adapun hal penting yang disampaikan oleh Kabid Program BBPLK Bekasi, Adam Aziz berpesan kepada para peserta nantinya setelah selesai pelatihan agar dapat mandiri untuk mencari pekerjaan.
"Sekarang kan zamannya generasi milenial saya harapkan mereka bisa bisa mandiri bisa menggunakan smartphone dan lain lain. Dan juga saya harapkan ada sinergisitas antara pusat dan daerah," ujarnya.
Salah satu peserta Yesel (22) dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) mengaku tertarik mengikuti pelatihan menjahit di Kabupaten Tapin karena melihat peluang kerja.
"Alhamdulillah sempat mendaftar pelatihan keterampilan, saya niatkan setelah mengikuti pelatihan ini bisa membuka usaha sendiri di tempat asal saya," ujar perawan asal HSS itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Tahap kedua ada pelatihan keterampilan menjahit dan pengoprasian komputer diikuti 64 peserta ada yang dari Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Banjar," ujarnya Kepala Disnaker Tapin, Fauziah, Rabu di Rantau.
Pelatihan untuk menjahit ada dua kelas dan komputer ada dua kelas, dikatakannya pelatihan dilaksanakan selama 38 hari di komplek kantor Disnaker Tapin.
"Alhamdulillah kita mendapat dukungan penuh dari Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, pemerintah daerah dan juga DPRD Tapin," ujarnya
Catatan Disnaker Tapin alumni peserta yang mengikuti pelatihan menjahit ada 250 orang, dikatakannya asa sekitar 75 persen sudah membuka usaha sendiri ataupun bekerja di perusahan konveksi.
"Setiap alumni selalu kita pantau. Jadi tidak hanya sekedar mengikuti pelatihan, para peserta asal ada kemauan kita salurkan untuk bekerja dan berpenghasilan setelah selesai pendidikan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin, H Masyraniansyah mengatakan apresiasi kepada Disnaker Tapin yang bergeliat mencetak para tenaga kerja yang terampil.
"Kita pemerintah daerah mengapresiasi program yang dijalankan Disnaker Tapin, tentu akan selalu kita dukung," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPRD Tapin, H Yamani berpesan kepada Disnaker Tapin untuk tidak sungkan untuk berkoordinasi dengan DPRD Tapin apabila ada kendala untuk mencetak para pekerja terampil.
"Kami harapkan nantinya Kadisnaker untuk berkoordinasi, seperti apa nantinya keluhan keluhan insya Allah kami tanggapi," ujarnya.
Sementara itu, adapun hal penting yang disampaikan oleh Kabid Program BBPLK Bekasi, Adam Aziz berpesan kepada para peserta nantinya setelah selesai pelatihan agar dapat mandiri untuk mencari pekerjaan.
"Sekarang kan zamannya generasi milenial saya harapkan mereka bisa bisa mandiri bisa menggunakan smartphone dan lain lain. Dan juga saya harapkan ada sinergisitas antara pusat dan daerah," ujarnya.
Salah satu peserta Yesel (22) dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) mengaku tertarik mengikuti pelatihan menjahit di Kabupaten Tapin karena melihat peluang kerja.
"Alhamdulillah sempat mendaftar pelatihan keterampilan, saya niatkan setelah mengikuti pelatihan ini bisa membuka usaha sendiri di tempat asal saya," ujar perawan asal HSS itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021