Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengalami siklus lima tahunan demam berdarah ditandai meningkatnya kasus serangan penyakit dalam satu periode lima tahunan itu.
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinkes Banjarbaru Noor Ifansyah di Banjarbaru, Minggu mengatakan, jumlah kasus DBD meningkat signifikan awal 2015.
"Jumlah kasus demam berdarah hingga minggu ke-8 bulan Februari 2015 sebanyak 322 kasus, meningkat dibanding jumlah kasus tahun 2010 sebanyak 208 kasus," ujarnya.
Ia mengatakan, meski pun jumlah kasus mencapai 300 lebih sejak awal 2015, tetapi tidak ada korban yang meninggal dunia akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegipty itu.
Sebaliknya, kata dia, meski pun jumlah kasus hanya 208, tetapi ada lima korban meninggal dunia sehingga status Banjarbaru dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah.
"Saat ini, siklus lima tahunan DBD itu terulang kembali bahkan dengan jumlah kasus yang lebih banyak meski pun sejauh ini tidak ada korban yang meninggal dunia," ucapnya.
Menurut dia, jumlah kasus demam berdarah di Kota Banjarbaru memang terus muncul setiap tahun dan sejak 2010 hingga 2014 terdapat korban meninggal kecuali tahun 2013.
Disebutkan, tahun 2010 dengan jumlah 208 kasus terdapat lima orang meninggal, 2011 sebanyak 12 kasus dan satu orang meninggal, 2012 ada 213 kasus dan dua meninggal.
"Tahun 2013 terdapat 182 kasus, tetapi tidak ada korban meninggal dan tahun 2014 tercatat sebanyak 40 kasus dan korban meninggal dunia satu orang," ungkapnya.
Dikatakan, meningkatnya jumlah kasus demam berdarah akibat kondisi cuaca yang sering diguyur hujan dan panas sehingga memberi kesempatan nyamuk berkembangbiak.
Dijelaskan, cuaca hujan kemudian panas menimbulkan genangan air yang menjadi tempat hidup jentik nyamuk dan menjadi nyamuk dewasa pembawa virus demam berdarah.
"Makanya, kami minta masyarakat menggalakkan gerakan 3M plus agar terhindar dari gigitan nyamuk dan cara tersebut efektif memberantas sarang nyamuk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinkes Banjarbaru Noor Ifansyah di Banjarbaru, Minggu mengatakan, jumlah kasus DBD meningkat signifikan awal 2015.
"Jumlah kasus demam berdarah hingga minggu ke-8 bulan Februari 2015 sebanyak 322 kasus, meningkat dibanding jumlah kasus tahun 2010 sebanyak 208 kasus," ujarnya.
Ia mengatakan, meski pun jumlah kasus mencapai 300 lebih sejak awal 2015, tetapi tidak ada korban yang meninggal dunia akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegipty itu.
Sebaliknya, kata dia, meski pun jumlah kasus hanya 208, tetapi ada lima korban meninggal dunia sehingga status Banjarbaru dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah.
"Saat ini, siklus lima tahunan DBD itu terulang kembali bahkan dengan jumlah kasus yang lebih banyak meski pun sejauh ini tidak ada korban yang meninggal dunia," ucapnya.
Menurut dia, jumlah kasus demam berdarah di Kota Banjarbaru memang terus muncul setiap tahun dan sejak 2010 hingga 2014 terdapat korban meninggal kecuali tahun 2013.
Disebutkan, tahun 2010 dengan jumlah 208 kasus terdapat lima orang meninggal, 2011 sebanyak 12 kasus dan satu orang meninggal, 2012 ada 213 kasus dan dua meninggal.
"Tahun 2013 terdapat 182 kasus, tetapi tidak ada korban meninggal dan tahun 2014 tercatat sebanyak 40 kasus dan korban meninggal dunia satu orang," ungkapnya.
Dikatakan, meningkatnya jumlah kasus demam berdarah akibat kondisi cuaca yang sering diguyur hujan dan panas sehingga memberi kesempatan nyamuk berkembangbiak.
Dijelaskan, cuaca hujan kemudian panas menimbulkan genangan air yang menjadi tempat hidup jentik nyamuk dan menjadi nyamuk dewasa pembawa virus demam berdarah.
"Makanya, kami minta masyarakat menggalakkan gerakan 3M plus agar terhindar dari gigitan nyamuk dan cara tersebut efektif memberantas sarang nyamuk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015