Program Keluarga Berencana (KB) dengan penggunaan alat kontrasepsi digalakan pemerintah melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Tanah Laut memiliki tingkat partisipasi cukup tinggi di kalangan masyarakat Bumi Tuntung Pandang.

Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera DP2KBP3A Tanah Laut Iin Herlina mengungkapkan  Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada tahun 2020 mencapai 906 dari 668 Penyuluhan Permintaan Masyarakat (PPM) atau sebesar 131 persen, terdiri dari 136 pengguna Intrauterine Device (IUD), 117 Metode Operasi Wanita (MOW), 653 pengguna Implant.

Selanjutnya, menurut Iin,  pengguna Non MJKP pada tahun 2020 mencapai 4.775 dari 9.039 PPM atau sebesar 52,82 persen, terdiri dari 3.736 pengguna suntik KB, 963 pengguna Pil KB dan 76 pengguna alat kontrasepsi lainnya.

Lebih lanjut dia  menyampaikan, masih banyak masyarakat Kabupaten Tanah Laut yang ragu untuk menggunakan MKJP. 

Dari data tersebut, jelas dia,  metode implant memang lebih banyak diminati masyarakat. 

Selain itu, papar dia, penggunaan metode Non MKJP, seperti penggunaan pil dan suntik yang sifatnya jangka pendek juga masih banyak diminati.

"Tidak perlu takut menggunakan alat kontrasepsi yang sifatnya jangka panjang, karena selain mengatur tingkat kelahiran, juga turut mempengaruhi perekonomian pada rumah tangga,"terang wanita ramah ini.

Kemudian, sambung dia, bagi  masyarakat Kabupaten Tanah Laut yang ingin menggunakan MKJP, semua pembiayaan gratis dari alat yang digunakan sampai penanganan oleh bidan setempat, sehingga mampu menekan angka kelahiran.

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021