Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan kembali terhembus setelah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tanah Laut Andris Evony membaca salah satu portal berita milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (6/4).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tanah Laut Andris Evony mengatakan, pada berita itu Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira merencanakan pembangunan PLTB untuk Tanah Laut dengan nilai investasi sebesar Rp 2 Triliun.
Hal itu, sebut Andris Evony, karena Tanah Laut dinilai Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira sangat tepat menjadi lokasi pelaksanaan pembangunan PLTB dengan kapasitas 70 megawatt (MW).
"Dipastikan berlokasi di Kabupaten Tanah Laut dan telah berhasil dilakukan survey oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan," ucapnya.
Andris Evony mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi rencana pembangunan kincir angin raksasa seperti di negeri Belanda tersebut.
Dia mengakui, sekitar tahun 2016 hal serupa pernah terwujud, namun lantaran investor tidak ada kesepakatan kepada pembeli listrik, maka pembangunan dibatalkan dan tidak ada kelanjutan pembangunan PLTB di Bumi Tuntung Pandang.
"Investor tidak akan membangun, sebelum ada kesepakatan dengan pembeli listrik," jelasnya.
Banyak pilihan yang dapat menjadi lokasi pembangunan kincir angin tersebut, papar mantan Kabag Humas Pemkab Tanah Laut, seperti di kawasan Gunung Sapu Angin Kecamatan Panyipatan, di Desa Tajau Pecah dan Desa Damit Kecamatan Batu Ampar
"Soal perizinan di Kawasan Sapu Angin lengkap tidak ada masalah,"tegasnya.
Andris menambahkan, jika pembangunan itu terealisasi, maka kebutuhan pasokan listrik di Tanah Laut ataupun Kalsel akan bertambah,sehingga akan menambah daya dorong perputaran ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tanah Laut Andris Evony mengatakan, pada berita itu Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira merencanakan pembangunan PLTB untuk Tanah Laut dengan nilai investasi sebesar Rp 2 Triliun.
Hal itu, sebut Andris Evony, karena Tanah Laut dinilai Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira sangat tepat menjadi lokasi pelaksanaan pembangunan PLTB dengan kapasitas 70 megawatt (MW).
"Dipastikan berlokasi di Kabupaten Tanah Laut dan telah berhasil dilakukan survey oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan," ucapnya.
Andris Evony mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi rencana pembangunan kincir angin raksasa seperti di negeri Belanda tersebut.
Dia mengakui, sekitar tahun 2016 hal serupa pernah terwujud, namun lantaran investor tidak ada kesepakatan kepada pembeli listrik, maka pembangunan dibatalkan dan tidak ada kelanjutan pembangunan PLTB di Bumi Tuntung Pandang.
"Investor tidak akan membangun, sebelum ada kesepakatan dengan pembeli listrik," jelasnya.
Banyak pilihan yang dapat menjadi lokasi pembangunan kincir angin tersebut, papar mantan Kabag Humas Pemkab Tanah Laut, seperti di kawasan Gunung Sapu Angin Kecamatan Panyipatan, di Desa Tajau Pecah dan Desa Damit Kecamatan Batu Ampar
"Soal perizinan di Kawasan Sapu Angin lengkap tidak ada masalah,"tegasnya.
Andris menambahkan, jika pembangunan itu terealisasi, maka kebutuhan pasokan listrik di Tanah Laut ataupun Kalsel akan bertambah,sehingga akan menambah daya dorong perputaran ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021