Tokoh masyarakat Batang Alai Timur (BAT) sekaligus aktivis lingkungan hidup Kosim diduga mengalami kekerasaan fisik yang dilakukan seorang pria yang belum diketahui identitasnya, dan kekerasan ini diperkirakan berkaitan dengan penolakan izin tambang andesit yang selama ini disuarakannya.
Mantan Wakil Bupati HST Berry Nahdian Forqan, mengatakan ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Kosim, dan mengajak agar memberikan dukungan moril serta menggalang solidaritas untuk Kosim, dalam upaya untuk menyelamatkan pegunungan Meratus dari tambang.
Baca juga: Save Meratus dikampanyekan depan Istana Merdeka Jakarta
"Mari kita bangun solidaritas semua elemen masyarakat, dari aktivis, organisasi kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten HST, karena kita selama ini telah lama lantang menyuarakan penolakan tambang," katanya, saat memberikan keterangan, Senin(22/3).
Dijelaskan dia, setiap perjuangan tentunya memerlukan pengorbanan, kesewenang-kewenangan harus dilawan karena di atas langit masih ada langit, serta yakin dengan perjuangan karena kebenaran yang disuarakan.
Pihaknya merasa dengan adanya respon atau tanggapan serta sikap orang HST terhadap kasus ini akan sangat menentukan bagaimana ke depannya, bila melempem dan diam saja, maka kesewenangan akan semakin mendapatkan tempatnya, dan siap-siap nantinya akan ada lagi penindasan dan kekerasan-kekerasan lainnya.
Baca juga: Pemkab HST komitmen menjaga lingkungan dengan menggenjot sektor pariwisata
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, sekitar pukul 15.30 Kosim di rumahnya, Hinar Kiri, BAT didatangi beberapa pelaku yang diduga kuat oknom dari perusahaan tambang, kemudian melakukan kekerasan fisik dengan menampar, serta akan melakukan tindakan kekerasan lainnya namun berhasil dicegah.
Saat ini, Kosim dan keluarga mendapatkan pengamanan dari warga Dayak sekitar kediamannya untuk menghindari hal-hal lainnya yang tidak diinginkan, serta melalui Organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara HST juga telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk penangangan persoalan ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Mantan Wakil Bupati HST Berry Nahdian Forqan, mengatakan ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Kosim, dan mengajak agar memberikan dukungan moril serta menggalang solidaritas untuk Kosim, dalam upaya untuk menyelamatkan pegunungan Meratus dari tambang.
Baca juga: Save Meratus dikampanyekan depan Istana Merdeka Jakarta
"Mari kita bangun solidaritas semua elemen masyarakat, dari aktivis, organisasi kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten HST, karena kita selama ini telah lama lantang menyuarakan penolakan tambang," katanya, saat memberikan keterangan, Senin(22/3).
Dijelaskan dia, setiap perjuangan tentunya memerlukan pengorbanan, kesewenang-kewenangan harus dilawan karena di atas langit masih ada langit, serta yakin dengan perjuangan karena kebenaran yang disuarakan.
Pihaknya merasa dengan adanya respon atau tanggapan serta sikap orang HST terhadap kasus ini akan sangat menentukan bagaimana ke depannya, bila melempem dan diam saja, maka kesewenangan akan semakin mendapatkan tempatnya, dan siap-siap nantinya akan ada lagi penindasan dan kekerasan-kekerasan lainnya.
Baca juga: Pemkab HST komitmen menjaga lingkungan dengan menggenjot sektor pariwisata
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, sekitar pukul 15.30 Kosim di rumahnya, Hinar Kiri, BAT didatangi beberapa pelaku yang diduga kuat oknom dari perusahaan tambang, kemudian melakukan kekerasan fisik dengan menampar, serta akan melakukan tindakan kekerasan lainnya namun berhasil dicegah.
Saat ini, Kosim dan keluarga mendapatkan pengamanan dari warga Dayak sekitar kediamannya untuk menghindari hal-hal lainnya yang tidak diinginkan, serta melalui Organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara HST juga telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk penangangan persoalan ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021