Vaksinasi COVID-19 tahap kedua yang menyasar lansia dan petugas pelayanan publik disusul kelompok prioritas lainnya, segera dilakukan di Provinsi Kalimantan Selatan dan secara paralel.
Penjabat Gubernur Kalsel, Dr Safrizal ZA MSi memimpin langsung rapat koordinasi persiapan vaksin massal bersama unsur Polda dan TNI, Satgas COVID-19 setempat, perwakilan Majelis Ulama Indonesia Kalsel, ketua organisasi kemasyarakat/keagamaan, organisasi wartawan, dan lain-lain, Senin (1/3).
Turut hadir dalam rapat di ruang Astakona, kediaman gubernur Kalsel itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar dan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim yang merangkap juru bicara Satgas Covid-19 Provinsi Kalsel.
Pj Gubernur menyebut, pelaksanaan vaksin dimulai pada 3 Maret dan seterusnya di beberapa lokasi dengan memilih kelompok prioritas yang menjadi sasaran penerima vaksin seperti lansia, aparat keamanan, pers, dan kelompok pedagang.
Pelaksanaan vaksin dilakukan secara paralel karena selain diharapkan menghindari banyak kerumunan, juga diharapkan banyak masyarakat yang terlayani dalam waktu singkat.
"Kita ingin vaksin itu cepat habis," ujar Safrizal yang menjabat Wakil Ketua Satgas Covid-19 Pusat itu.
Sarizal menjamin, jika jumlah vaksin tahap kedua ini habis, ia bisa segera meminta vaksin tambahan kepada Pemerintah Pusat.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim menyebut, pada pelaksanaan vaksin massal yang mengambil jargon “Ayo Bavaksin Barataan” itu, menyediakan 6.940 vial atau 69.400 dosis vaksin.
Lokasi vaksinasi menggunakan fasilitas kesehatan baik milik pemerintah dan swasta, milik TNI/Polri maupun BUMN. Selain itu, untuk mempercepat vaksinasi, pemerintah provinsi merencanakan penyediaan armada atau vaksin massal secara mobile.
Diketahui, sejumlah daerah sudah melakukan vaksinasi kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia). Sebanyak 7 juta dosis vaksin mulai didistribusikan beberapa waktu lalu di 34 provinsi di Indonesia. Khusus wilayah Jawa-Bali, mendapatkan kurang lebih 70 persen dari proporsi vaksin yang ada saat ini.
Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi tahap kedua pada 17 Februari tadi dan sudah dilakukan sejumlah kota seperti di Jakarta, Surabaya, Banten, Bali, dan Yogyakarta.
Pada tahap ini, akan disasar sekitar 38 juta orang di Indonsia dengan perincian, 21 juta lebih lansia dan hampir 17 juta untuk pekerja pelayanan publik.
Pemilihan kelompok prioritas untuk divaksinasi berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa organisasi lainnya.
Selain memprioritaskan vaksinasi pada pekerja layanan publik dan lansia, pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi pada guru, tokoh agama, pejabat pemerintah, ASN, wakil rakyat, petugas keamanan, pekerja transportasi publik, pekerja di sektor pariwisata hingga wartawan dan pekerja media
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Penjabat Gubernur Kalsel, Dr Safrizal ZA MSi memimpin langsung rapat koordinasi persiapan vaksin massal bersama unsur Polda dan TNI, Satgas COVID-19 setempat, perwakilan Majelis Ulama Indonesia Kalsel, ketua organisasi kemasyarakat/keagamaan, organisasi wartawan, dan lain-lain, Senin (1/3).
Turut hadir dalam rapat di ruang Astakona, kediaman gubernur Kalsel itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar dan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim yang merangkap juru bicara Satgas Covid-19 Provinsi Kalsel.
Pj Gubernur menyebut, pelaksanaan vaksin dimulai pada 3 Maret dan seterusnya di beberapa lokasi dengan memilih kelompok prioritas yang menjadi sasaran penerima vaksin seperti lansia, aparat keamanan, pers, dan kelompok pedagang.
Pelaksanaan vaksin dilakukan secara paralel karena selain diharapkan menghindari banyak kerumunan, juga diharapkan banyak masyarakat yang terlayani dalam waktu singkat.
"Kita ingin vaksin itu cepat habis," ujar Safrizal yang menjabat Wakil Ketua Satgas Covid-19 Pusat itu.
Sarizal menjamin, jika jumlah vaksin tahap kedua ini habis, ia bisa segera meminta vaksin tambahan kepada Pemerintah Pusat.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim menyebut, pada pelaksanaan vaksin massal yang mengambil jargon “Ayo Bavaksin Barataan” itu, menyediakan 6.940 vial atau 69.400 dosis vaksin.
Lokasi vaksinasi menggunakan fasilitas kesehatan baik milik pemerintah dan swasta, milik TNI/Polri maupun BUMN. Selain itu, untuk mempercepat vaksinasi, pemerintah provinsi merencanakan penyediaan armada atau vaksin massal secara mobile.
Diketahui, sejumlah daerah sudah melakukan vaksinasi kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia). Sebanyak 7 juta dosis vaksin mulai didistribusikan beberapa waktu lalu di 34 provinsi di Indonesia. Khusus wilayah Jawa-Bali, mendapatkan kurang lebih 70 persen dari proporsi vaksin yang ada saat ini.
Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi tahap kedua pada 17 Februari tadi dan sudah dilakukan sejumlah kota seperti di Jakarta, Surabaya, Banten, Bali, dan Yogyakarta.
Pada tahap ini, akan disasar sekitar 38 juta orang di Indonsia dengan perincian, 21 juta lebih lansia dan hampir 17 juta untuk pekerja pelayanan publik.
Pemilihan kelompok prioritas untuk divaksinasi berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa organisasi lainnya.
Selain memprioritaskan vaksinasi pada pekerja layanan publik dan lansia, pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi pada guru, tokoh agama, pejabat pemerintah, ASN, wakil rakyat, petugas keamanan, pekerja transportasi publik, pekerja di sektor pariwisata hingga wartawan dan pekerja media
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021