Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Lingkungan Hidup (Dispera KPLH) Hulu Sungai Selatan (HSS), Ronaldy P Putra, menyampaikan beberapa ‎hari terakhir ini kondisi Sungai Amandit kembali keruh.

Ia mengatakan, penyebab kekeruhan ini dipicu karena curah hujan dengan intensitas cukup tinggi, sehingga mengakibatkan terjadinya tanah longsor di wilayah pegunungan Meratus di hulu sungai.

Baca juga: Pengelolaan limbah air tambang PT AGM melalui dua cara, begini penjelasannya

"Penyebab Sungai Amandit keruh ada beberapa faktor, yakni faktor alam adanya tanah longsor yang cukup tebal yang menumpuk di anak sungai yang mengalir ke Sungai Amandit," katanya, dalam keterangan, Rabu (3/2).

Dijelaskan dia, keruh juga disebabkan longsor yang terjadi di beberapa titik di sekitar jalan arah menuju Loksado‎, yang mana tanah yang longsor tersebut, jika terjadi hujah yang cukup deras, longsoran tanah mengalir ke Sungai Amandit, sehingga menjadi keruh.

Jadi Sungai Amandit keruh diperangaruhi akibat longsoran tanah, dan apabila hujan terjadi longsoran mengalir ke Sungai Amandit sehingga mengakibatkan kekeruhan Sungai Amandit yang mengalir ke hilir sungai.

Baca juga: Bundaran "Longa manis", Simpang tiga Longawang diresmikan

Faktor lain, penyebab kekeruhan karena adanya bekas disposal Pertambangan Tambang Tanpa Izin(Peti) atau tambang liar yang masih menumpuk di sepanjang Sungai Amandit, dan galian C, serta tambang yang saat ini juga masih berproses akhir untuk penanganan kekeruhan Sungai Amandit.

"Saat ini kekeruhan Sungai Amandit terjadi dipengaruhi oleh tanah longso‎r yang terjadi di wilayah Loksado, yang membuat Sungai Landuyan Haratai, Sungai Malaris dan Sungai Tahuni menjadi keruh yang mengalir ke Sungai Amandit, dan untuk saat ini Sungai Amadit keruh disebabkan oleh tanah longsor," katanya.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021