Koperasi yang selama ini selalu identik sebagai usaha yang hidup segan mati tidak mau, ternyata tidak berlaku bagi Kopeasi Jasa Profesi Cipta Prima Sejahtera (KJPCPS) Banjarmasin.

Bagaimana tidak, koperasi yang berdiri pada 30 November 2000, dengan modal awal Rp2,5 juta, kini telah berkembang dengan aset hingga Rp164 miliar.

Ketua KJPCPS Hilmi Hasan didampingi Pengurus KJPCPS yang juga Ketua Gerakan Desa Emas Kalsel, Totok Dewanto mengungkapkan, awalnya koperasi ini berdiri karena keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Kalimantan Selatan.

Menurut Hilmi, melalui koperasi dia bersama pengurus berharap, petani sawit Kalsel ke depannya tidak hanya menjadi penonton tetapi juga pelaku di industri ini.

Ternyata cita-cita tersebut mendapatkan sambutan cukup antusias dari petani sawit, sehingga banyak petani yang masuk KJPCPS, hingga kini anggotanya telah mencapai ribuan orang.

"Awalnya koperasi kami ini merupakan koperasi tingkat kota Banjarmasin, tetapi kini menjadi koperasi tingkat nasional. Artinya, siapun warga Indonesia yang memiliki KTP bisa masuk menjadi anggota koperasi ini," katanya.

Menurut dia, saat ini  harga sawit ditingkat petani  mencapai Rp1700 lebih per kilogram.

"Memang belum sesuai harapan, yang seharusnya diatas Rp2 ribu, tetapi harga tersebut sudah naik dibanding sebelum kami fasilitasi," katanya.

Ke depan kata dia, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan berbagai usaha koperasi, bukan hanya di sektor sawit, tetapi juga sektor lainnya, melalui program Gerakan Desa Emas, yaitu gerakan satu desa satu industri.

Melalui gerakan tersebut diharapkan, desa-desa di Kalsel akan lebih maju dan memiliki industri sesuai dengan potensi desa masing-masing.

Ke depan, kata dia, koperasi juga akan membangun mitra dengan usaha desa, seperti Bumdes dan mitra usaha desa lainnya, bukan hanya disektor pertanian tetapi juga industri kratif, wisata dan lainnya.

Syarat mudah

Pengurus KJPCPS yang juga Ketua Gerakan Desa Emas Kalsel, Totok Dewanto mengatakan, untuk menjadi anggota koperasi sangat mudah.

Menurut dia, para calon anggota cukup menyerahkan KTP, membayar iuran wajib yang dibayarkan saat masuk Rp100 ribu dan membayar iuran pokok yang dibayarkan setiap bulan Rp50 ribu.

Usaha koperasi, yang utama adalah upaya pengembangan industri, tetapi juga usaha simpan pinjam bagi para anggota.

Totok mengungkapkan, sebagai Ketua Gerakan Desa Emas, dia optimistis, melalui koperasi ini, akan mampu mendukung dan mendorong upaya peningkatan kesejahteraan warga desa di Kalsel maupun berbagai desa lainnya di seluruh Indonesia.

Kini, kata dia, pihaknya terus berupaya mengubah pola pikir masyarakat desa, sehingga memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi desanya masing-masing.

"Sehingga ke depan, masyarakat desa tidak hanya bisa meminta tetapi juga bisa berdaya," katanya.

Melalui program tersebut, kini telah terbangun sebanyak 25 desa emas dan ke depannya diharapkan akan bertambah hingga ribuan desa emas, bukan hanya di Kalsel tetapi juga di daerah lainnya.

Saat ini koperasi yang dia kelola, juga telah memiliki pabrik yang sudah terbangun industri turunan kelapa sawit di Liang Anggang dan di Kabupaten Tanah Laut.

"Kami berkomitmen, ke depan industri-industri lainnya akan segera tumbuh di desa-desa lainnya di Kalimantan Selatan, sehingga program desa sejahtera melalui Desa Emas 2045 bisa terwujud," katanya.

 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021