Banjir mengepung komplek Batalion TNI-AD Barabai, (sekitar 167 kilometer utara Banjarmasin) Kabupaten Hulu Sungai Tengah, akibat hujan yang sejak beberapa hari terakhir turun secara terus menerus.
Informasi yang Antara Kalsel terima dari warga masyarakat setempat melalui WA, Kamis menerangkan, banjir sudah masuk kesatriaan Batalion Infanteri di Barabai Darat tersebut.
Namun banjir atau "banyu baah" yang masuk komplek Batalion TNI-AD di Desa Batali - Barabai tersebut belum setinggi lutut, tetapi warganya sudah waspada dan siap siaga kalau terjadi hal-hal terburuk dari dalam bencana itu.
Sambil bercanda, warga masyarakat setempat berkata : baah "kada kawa" (tidak bisa) dilawan dengan "sinapang" (senapan). "Tetapi orang-orang Batalion tersebut siap mental dan tahan apelan, jadi mereka tidak sekhawatir seperti masyarakat biasa," ujar H Anwari, salah seorang warga setempat.
Sementara di daerah hulu Sungai Barabai atau Kali Benawa banyu baah sudah memasuki warung/tempat berjualan seperti di Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa, HST.
Bahkan banyu baah ketinggian sampai teras dan masuk ke dalam rumah penduduk, ujar Mohammad Ilmi Muhran, seorang pemuka masyarakat setempat menjawab Antara Kalsel melalui telepon seluler atau "hand phone" (HP).
Begitu pula pada sepanjang Jalan A Yani dari Banjarmasin - Banjarbaru terdapat beberapa titik banjir yang ketinggian air hingga sebatas dasar mobil jenis sedan seperti Grand Livina.
Sebagai contoh pada Jalan A Yani km21 - km22 atau komplek Kompi Senapan TNI-AD, Polantas bersama warga masyarakat setempat terpaksa mengatur arus kendaraan bermotor agar tidak terjebak air dalam.
Pasalnya keadaan banjir sekitar Jalan A Yani km21 bukan cuma sekedar seperti lautan, tetapi juga berarus deras, dan bisa membuat mati mesin/motor kendaraan karena kemasukan air.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Informasi yang Antara Kalsel terima dari warga masyarakat setempat melalui WA, Kamis menerangkan, banjir sudah masuk kesatriaan Batalion Infanteri di Barabai Darat tersebut.
Namun banjir atau "banyu baah" yang masuk komplek Batalion TNI-AD di Desa Batali - Barabai tersebut belum setinggi lutut, tetapi warganya sudah waspada dan siap siaga kalau terjadi hal-hal terburuk dari dalam bencana itu.
Sambil bercanda, warga masyarakat setempat berkata : baah "kada kawa" (tidak bisa) dilawan dengan "sinapang" (senapan). "Tetapi orang-orang Batalion tersebut siap mental dan tahan apelan, jadi mereka tidak sekhawatir seperti masyarakat biasa," ujar H Anwari, salah seorang warga setempat.
Sementara di daerah hulu Sungai Barabai atau Kali Benawa banyu baah sudah memasuki warung/tempat berjualan seperti di Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa, HST.
Bahkan banyu baah ketinggian sampai teras dan masuk ke dalam rumah penduduk, ujar Mohammad Ilmi Muhran, seorang pemuka masyarakat setempat menjawab Antara Kalsel melalui telepon seluler atau "hand phone" (HP).
Begitu pula pada sepanjang Jalan A Yani dari Banjarmasin - Banjarbaru terdapat beberapa titik banjir yang ketinggian air hingga sebatas dasar mobil jenis sedan seperti Grand Livina.
Sebagai contoh pada Jalan A Yani km21 - km22 atau komplek Kompi Senapan TNI-AD, Polantas bersama warga masyarakat setempat terpaksa mengatur arus kendaraan bermotor agar tidak terjebak air dalam.
Pasalnya keadaan banjir sekitar Jalan A Yani km21 bukan cuma sekedar seperti lautan, tetapi juga berarus deras, dan bisa membuat mati mesin/motor kendaraan karena kemasukan air.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021