Harga cabai di seluruh pasar tradisional Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, terus mengalami kenaikan hingga mencapai Rp90.000/kg.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tanah Bumbu H. Deni Hariyanto melalui Kepala Bidang Perdagangan, Hariansyah di Batulicin Kamis mengatakan, harga cabe rawit sejak awal januari mengalami kenaikan sekitar R18.000/kg yang awalnya Rp72.500 menjadi Rp90.000/kg.
"Sama halnya dengan harga cabai keriting juga mengalami kenaikan sekitae Rp5.000 dari Rp65.000 menjadi Rp70.000/kg," katanya.
Dia mengatakan, kenaikan harga cabai dikarena adanya siklus tahunan atau cuaca ekstrim yang mengakibatkan pera petani gagal panen.
Seperti kondisi saat ini yang memasuki musim penghujan maka daerah-daerah penghasil cabe yang memasok ke Kabupaten Tanah Bumbu mengalami penurunan, sehingga berdampak terhadap kebutuhan yang ada di daerah lain.
"Selama ini kebutuhan cabai di "Bumi Bersujud" masih mendatangkan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan dari Pulau Jawa," ujarnya.
Selain harge cabe yang melambung tinggi, harga kedelai di Kabupaten Tanah Bumbu juga mengalami kenaikan sekitar Rp1.300/kg dari Rp9.700 menjadi Rp11.000/kg.
Lanjut Hariansyah, hal tersebut disebabkan adanya peningkatan permintaan Kedelai oleh Negara Cina terhadap Amerika Serikat, dimana per Desember 2020 permintaan yang semula 15.000.000 Ton menjadi 30.000.000 ton sehingga hukum juga berdampak di pasar Indonesia.
Terkait hal ini, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tanah Bumbu terus melakukan pengawasan sembako di pasar-pasar terutama di Kecamatan Simpang Empat, Kusan Hilir dan Kecamatan Satui.
"Dari hasil pengawasan dan monitoring sembako per hari kamis 07 Januari 2021, kami pastikan ketersediaan bahan pokok cukup hingga tiga bulan ke depan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tanah Bumbu H. Deni Hariyanto melalui Kepala Bidang Perdagangan, Hariansyah di Batulicin Kamis mengatakan, harga cabe rawit sejak awal januari mengalami kenaikan sekitar R18.000/kg yang awalnya Rp72.500 menjadi Rp90.000/kg.
"Sama halnya dengan harga cabai keriting juga mengalami kenaikan sekitae Rp5.000 dari Rp65.000 menjadi Rp70.000/kg," katanya.
Dia mengatakan, kenaikan harga cabai dikarena adanya siklus tahunan atau cuaca ekstrim yang mengakibatkan pera petani gagal panen.
Seperti kondisi saat ini yang memasuki musim penghujan maka daerah-daerah penghasil cabe yang memasok ke Kabupaten Tanah Bumbu mengalami penurunan, sehingga berdampak terhadap kebutuhan yang ada di daerah lain.
"Selama ini kebutuhan cabai di "Bumi Bersujud" masih mendatangkan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan dari Pulau Jawa," ujarnya.
Selain harge cabe yang melambung tinggi, harga kedelai di Kabupaten Tanah Bumbu juga mengalami kenaikan sekitar Rp1.300/kg dari Rp9.700 menjadi Rp11.000/kg.
Lanjut Hariansyah, hal tersebut disebabkan adanya peningkatan permintaan Kedelai oleh Negara Cina terhadap Amerika Serikat, dimana per Desember 2020 permintaan yang semula 15.000.000 Ton menjadi 30.000.000 ton sehingga hukum juga berdampak di pasar Indonesia.
Terkait hal ini, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tanah Bumbu terus melakukan pengawasan sembako di pasar-pasar terutama di Kecamatan Simpang Empat, Kusan Hilir dan Kecamatan Satui.
"Dari hasil pengawasan dan monitoring sembako per hari kamis 07 Januari 2021, kami pastikan ketersediaan bahan pokok cukup hingga tiga bulan ke depan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021