Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid HK memerintahkan Dinas Kesehatan dan pihak Rumah Sakit Umum Daerah Pambalah Batung Amuntai memantau perkembangan bayi kembar siam agar pertumbuhannya membaik.
"Peristiwa bayi kembar siam merupakan kasus langka, jadi hendaknya penanganan tumbuh kembang dan kesehatannya ditangani dengan sebaik-baiknya," ujar Wahid di Amuntai, Kamis (17/12).
Wahid mengatakan, peristiwa lahirnya bayi kembar siam dengan kondisi kembar dempet juga merupakan kejadian langka di Kalimantan Selatan khususnya, namun operasi pemisahan berhasil dilakukan di Rumah sakit Ulin Banjarmasin.
Wahid berterima kasih kepada pimpinan Rumah Sakit Ulin, dokter, bidan dan petugas yang menangani bayi kembar siam dari daerahnya sehingga operasi pemisahan dan perawatannya berjalan dengan baik dan lancar.
Saat mengunjungi ke kediaman orang tua bayi kembar siam di Desa Kaludan Kecil Rt.03 Kecamatan Banjang, Wahid beserta Isteri memberikan bantuan uang, peralatab bayi dan sembako.
Diketahui keluarga si bayi kembar siam termasuk keluarga kurang mampu yang selama ini telah menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial. Herman ayah dari bayi kembar siam bekerja sebagai buruh bangunan dan Normawati sang ibu hanya dirumah mengurus keluarga.
Nurdin sang kakek menururkan jika selama penanganan bayi kembar mereka di Rumah sakit Ulin Banjarmasin, cukup banyak menghabiskan keuangan untuk biaya keluarga yang menemani meski untuk biaya operasi, obat dan ruang kamar ditanggung BPJS.
"Ada bantuan dari kepala desa sebesar Rp2 juta untuk keperluan selama di Banjarmasin," katanya.
Kondisi kedua bayi kembar siam ini sehat dan berkembang cukup baik ditandai dengan bobot keduanya yang terus bertambah.
Orang tua si bayi kembar lantas meminta Bupati HSU dan Isteri berkenan memberikan nama bagi kedua bayi kembar mereka yang berjenis kelamin perempuan dan sudah menginjak usia dua bulan satu minggu.
Bupati lantas memberikan nama Rahmi Rasyidah dan Rahma Fauziah untuk kedua bayi dan mendo'akan kedua bayi tumbuh menjadi anak yang solehah dan berbakti kepada orang tuanya kelak.
Kasus lahirnya bayi kembar siam dengan kondisi dempet di bagian pantat pada Selasa 06 Oktober 2020 di Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai cukup mengejutkan dokter dan petugas kesehatan yang menangani, pasalnya tidak ada tanda-tanda kondisi bayi kembar dempet sebelumnya.
"Baru setelah proses bersalinan diketahui bahwa bayinya kembar dempet," ujar sang kakek Nurdin.
Nurdin menceritakan, ketika masih dalam kandungan detak jantung bayi juga hanya terdengar satu oleh petugas posyandu yang memeriksa kandungan.
Normawati membawa pulang bayi kembarnya kembali ke Desa Kaludan Kecil dengan diantar petugas Rumah Sakit Ulin Banjarmasin pada Rabu (16/12) dan tiba di rumah mereka sekitar pukul 18.00 wita.
Petugas yang mengantarkan berpesan agar orang tua bayi membatasi kunjungan warga atau kerabat yang membezuk si bayi mengingat kondisi Pamdemi COVID-19. Pihak keluarga dan tamu diharapkan menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga keselamatan bayi kembar tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Peristiwa bayi kembar siam merupakan kasus langka, jadi hendaknya penanganan tumbuh kembang dan kesehatannya ditangani dengan sebaik-baiknya," ujar Wahid di Amuntai, Kamis (17/12).
Wahid mengatakan, peristiwa lahirnya bayi kembar siam dengan kondisi kembar dempet juga merupakan kejadian langka di Kalimantan Selatan khususnya, namun operasi pemisahan berhasil dilakukan di Rumah sakit Ulin Banjarmasin.
Wahid berterima kasih kepada pimpinan Rumah Sakit Ulin, dokter, bidan dan petugas yang menangani bayi kembar siam dari daerahnya sehingga operasi pemisahan dan perawatannya berjalan dengan baik dan lancar.
Saat mengunjungi ke kediaman orang tua bayi kembar siam di Desa Kaludan Kecil Rt.03 Kecamatan Banjang, Wahid beserta Isteri memberikan bantuan uang, peralatab bayi dan sembako.
Diketahui keluarga si bayi kembar siam termasuk keluarga kurang mampu yang selama ini telah menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial. Herman ayah dari bayi kembar siam bekerja sebagai buruh bangunan dan Normawati sang ibu hanya dirumah mengurus keluarga.
Nurdin sang kakek menururkan jika selama penanganan bayi kembar mereka di Rumah sakit Ulin Banjarmasin, cukup banyak menghabiskan keuangan untuk biaya keluarga yang menemani meski untuk biaya operasi, obat dan ruang kamar ditanggung BPJS.
"Ada bantuan dari kepala desa sebesar Rp2 juta untuk keperluan selama di Banjarmasin," katanya.
Kondisi kedua bayi kembar siam ini sehat dan berkembang cukup baik ditandai dengan bobot keduanya yang terus bertambah.
Orang tua si bayi kembar lantas meminta Bupati HSU dan Isteri berkenan memberikan nama bagi kedua bayi kembar mereka yang berjenis kelamin perempuan dan sudah menginjak usia dua bulan satu minggu.
Bupati lantas memberikan nama Rahmi Rasyidah dan Rahma Fauziah untuk kedua bayi dan mendo'akan kedua bayi tumbuh menjadi anak yang solehah dan berbakti kepada orang tuanya kelak.
Kasus lahirnya bayi kembar siam dengan kondisi dempet di bagian pantat pada Selasa 06 Oktober 2020 di Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai cukup mengejutkan dokter dan petugas kesehatan yang menangani, pasalnya tidak ada tanda-tanda kondisi bayi kembar dempet sebelumnya.
"Baru setelah proses bersalinan diketahui bahwa bayinya kembar dempet," ujar sang kakek Nurdin.
Nurdin menceritakan, ketika masih dalam kandungan detak jantung bayi juga hanya terdengar satu oleh petugas posyandu yang memeriksa kandungan.
Normawati membawa pulang bayi kembarnya kembali ke Desa Kaludan Kecil dengan diantar petugas Rumah Sakit Ulin Banjarmasin pada Rabu (16/12) dan tiba di rumah mereka sekitar pukul 18.00 wita.
Petugas yang mengantarkan berpesan agar orang tua bayi membatasi kunjungan warga atau kerabat yang membezuk si bayi mengingat kondisi Pamdemi COVID-19. Pihak keluarga dan tamu diharapkan menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga keselamatan bayi kembar tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020