Pemerintah kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menjadi percotohan kabupaten lain dalam penanganan "stunting" atau gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
"Atas keberhasilan dalam menangani kasus stunting, jajaran Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Paser Kalimantan Timur datang ke Tanah Bumbu untuk mempelajari tentang penanganan kasus tersebut," kata Plh Sekda Tanbu Ambo Sakka, di Batulicin Rabu.
Dia mengatakan, pada periode 2019, Kabupaten Tanah Bumbu berhasil menangani kasus stunting dengan menurunkan angka kejadian stunting menjadi lebih baik,".
Sebagai gambaran keberhasilan Tanah Bumbu, bahwa kabupaten tersebut berhasil menurunkan angka kejadian stunting menjadi lebih baik dilihat dari Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan selama periode 2015 hingga 2017.
Pada tahun 2015, prevalensi balita kecil usia 0-35 bulan mencapai 31,5 persen. Pada 2016 tercatat 25,41 persen dan pada 2017 turun menjadi 17,9 persen, lalu pada 2018 menjadi 4,16 persen.
Terkait datanya, pemerintah daerah terus berupaya menekan angka stunting dengan melakukan analisis tindakan, kegiatan perencanaan tindakan, tindakan konsultasi stunting, dan tindakan pengaturan otoritas desa tentang penanganan stunting
"Atas keberhasilan dalam menangani kasus tersebut, kini Pemerintah Daerah Tanah Bumbu menjadikan acuan kabupaten lainnya untuk belajar tentang bagaimana penanganan kasus stunting," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Yasri mengunkapkan, pertemuan ini diharapkan dapat memabhak wawasan dan ilmu untuk di terapkan di Kabupaten Paser khusunya bagi teman-teman yang ada di Puskesmas.
Disamping itu, pihaknya ingin belajar bagaimana konvergensi dari sekian OPD yang ada sehingga mempercepat penurunan stunting.
"Sebenarnya kami sudah memiliki berbagai peraturan daerah yang dibuat, namun kami rasa perda tersebut belum tepat sehingga terkesan lambat dalam penangananya," kata Yasir.
Oleh Karna itu lanjut Yasir, dengan adanya kunjungan ini kebijakan-kebijakan di Tanah Bumbu dalam penanganan stunting dapat di tiru dan diterapkan di Kabupaten Pasir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Atas keberhasilan dalam menangani kasus stunting, jajaran Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Paser Kalimantan Timur datang ke Tanah Bumbu untuk mempelajari tentang penanganan kasus tersebut," kata Plh Sekda Tanbu Ambo Sakka, di Batulicin Rabu.
Dia mengatakan, pada periode 2019, Kabupaten Tanah Bumbu berhasil menangani kasus stunting dengan menurunkan angka kejadian stunting menjadi lebih baik,".
Sebagai gambaran keberhasilan Tanah Bumbu, bahwa kabupaten tersebut berhasil menurunkan angka kejadian stunting menjadi lebih baik dilihat dari Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan selama periode 2015 hingga 2017.
Pada tahun 2015, prevalensi balita kecil usia 0-35 bulan mencapai 31,5 persen. Pada 2016 tercatat 25,41 persen dan pada 2017 turun menjadi 17,9 persen, lalu pada 2018 menjadi 4,16 persen.
Terkait datanya, pemerintah daerah terus berupaya menekan angka stunting dengan melakukan analisis tindakan, kegiatan perencanaan tindakan, tindakan konsultasi stunting, dan tindakan pengaturan otoritas desa tentang penanganan stunting
"Atas keberhasilan dalam menangani kasus tersebut, kini Pemerintah Daerah Tanah Bumbu menjadikan acuan kabupaten lainnya untuk belajar tentang bagaimana penanganan kasus stunting," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Yasri mengunkapkan, pertemuan ini diharapkan dapat memabhak wawasan dan ilmu untuk di terapkan di Kabupaten Paser khusunya bagi teman-teman yang ada di Puskesmas.
Disamping itu, pihaknya ingin belajar bagaimana konvergensi dari sekian OPD yang ada sehingga mempercepat penurunan stunting.
"Sebenarnya kami sudah memiliki berbagai peraturan daerah yang dibuat, namun kami rasa perda tersebut belum tepat sehingga terkesan lambat dalam penangananya," kata Yasir.
Oleh Karna itu lanjut Yasir, dengan adanya kunjungan ini kebijakan-kebijakan di Tanah Bumbu dalam penanganan stunting dapat di tiru dan diterapkan di Kabupaten Pasir.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020