Purwokerto, (Antaranews Kalsel) - Dosen dan mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto meluncurkan "Banyumas Tourism Guide" dalam bentuk "compact disc" (CD).
"Keping CD ini memuat sejumlah informasi mengenai keberagaman potensi wisata di Banyumas, mulai dari destinasi wisata, pusat perbelanjaan, penginapan, hingga panduan kuliner termasuk informasi transportasi untuk bisa mengakses atraksi wisata yang ada. Kami sajikan panduan ini dalam dua bahasa supaya lebih mudah diakses wisatawan lokal maupun mancanegara," kata salah seorang mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Muhammad Haqi, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan hal itu saat "Focus Group Discussion" dan Peluncuran "Banyumas Tourism Guide" di salah satu rumah makan, Purwokerto.
Ia mengharapkan konten wisata yang dikemas dalam keping CD itu bisa menjadi materi pada laman pariwisata Banyumas.
Bahkan jika memungkinkan, kata dia, konten wisata tersebut dapat dijadikan sebagai aplikasi yang bisa ditanam pada telepon pintar.
Menurut dia, informasi seputar pariwisata dalam bentuk laman maupun aplikasi yang melekat pada telepon pintar sebenarnya sangat ditunggu oleh masyarakat Banyumas serta wisatawan dalam negeri dan wisatawan mancanegara.
Koordinator Komunitas Sanggar Pena Desa, Yudhi Setyadi mengatakan bahwa konten semacam itu sudah ada di Surakarta dan Semarang untuk memudahkan calon wisatawan mengakses berbagai informasi wisata di daerah tersebut.
"Sekarang sudah saatnya Banyumas memiliki hal serupa," katanya.
Sementara itu, dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unsoed Tundjung Linggarwati mengatakan bahwa konsep berjualan pariwisata berbasis teknologi informasi sudah sangat dibutuhkan karena merupakan investasi perdagangan jasa pariwisata antarnegara.
Menurut dia, hal itu menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas agar lebih siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tahun 2015.
"Pembenahan lain yang harus segera dilakukan meliputi kesiapan infrastruktur serta pemandu wisata umum, ekstrem ataupun minat khusus yang berkualitas dan bersertifikasi. Selain itu, penyediaan pusat cendera mata dan metode promosi yang efektif juga belum maksimal," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Setyo Jatmiko mengatakan bahwa pariwisata Banyumas memiliki ciri khas tersendiri, yakni pariwisata yang berbasis budaya.
Ia mengaku optimistis keunggulan pariwisata berbasis budaya itu tidak akan tergerus arus liberalisasi perdagangan jasa pariwisata di era MEA 2015 mendatang.
"Sertifikasi pemandu wisata saya pikir bukan segala-galanya, sebab hal itu juga dikuasai oleh perusahaan penyedia jasa sertifikasi pemandu wisata di daerah tertentu," katanya./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
"Keping CD ini memuat sejumlah informasi mengenai keberagaman potensi wisata di Banyumas, mulai dari destinasi wisata, pusat perbelanjaan, penginapan, hingga panduan kuliner termasuk informasi transportasi untuk bisa mengakses atraksi wisata yang ada. Kami sajikan panduan ini dalam dua bahasa supaya lebih mudah diakses wisatawan lokal maupun mancanegara," kata salah seorang mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Muhammad Haqi, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan hal itu saat "Focus Group Discussion" dan Peluncuran "Banyumas Tourism Guide" di salah satu rumah makan, Purwokerto.
Ia mengharapkan konten wisata yang dikemas dalam keping CD itu bisa menjadi materi pada laman pariwisata Banyumas.
Bahkan jika memungkinkan, kata dia, konten wisata tersebut dapat dijadikan sebagai aplikasi yang bisa ditanam pada telepon pintar.
Menurut dia, informasi seputar pariwisata dalam bentuk laman maupun aplikasi yang melekat pada telepon pintar sebenarnya sangat ditunggu oleh masyarakat Banyumas serta wisatawan dalam negeri dan wisatawan mancanegara.
Koordinator Komunitas Sanggar Pena Desa, Yudhi Setyadi mengatakan bahwa konten semacam itu sudah ada di Surakarta dan Semarang untuk memudahkan calon wisatawan mengakses berbagai informasi wisata di daerah tersebut.
"Sekarang sudah saatnya Banyumas memiliki hal serupa," katanya.
Sementara itu, dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unsoed Tundjung Linggarwati mengatakan bahwa konsep berjualan pariwisata berbasis teknologi informasi sudah sangat dibutuhkan karena merupakan investasi perdagangan jasa pariwisata antarnegara.
Menurut dia, hal itu menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas agar lebih siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tahun 2015.
"Pembenahan lain yang harus segera dilakukan meliputi kesiapan infrastruktur serta pemandu wisata umum, ekstrem ataupun minat khusus yang berkualitas dan bersertifikasi. Selain itu, penyediaan pusat cendera mata dan metode promosi yang efektif juga belum maksimal," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Setyo Jatmiko mengatakan bahwa pariwisata Banyumas memiliki ciri khas tersendiri, yakni pariwisata yang berbasis budaya.
Ia mengaku optimistis keunggulan pariwisata berbasis budaya itu tidak akan tergerus arus liberalisasi perdagangan jasa pariwisata di era MEA 2015 mendatang.
"Sertifikasi pemandu wisata saya pikir bukan segala-galanya, sebab hal itu juga dikuasai oleh perusahaan penyedia jasa sertifikasi pemandu wisata di daerah tertentu," katanya./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014