Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kemarau panjang yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan membuat para petani di Kabuapaten Barito Kuala terpaksa menunda panen raya jeruk yang seharusnya dilakukan pada September hingga Oktober 2014.


Kepala Desa Karang Indah Kabupaten Barito Kuala, Sunardi di Banjarmasin, Selasa mengatakan, kekurangan air akibat kemarau panjang, membuat produksi petani jeruk turun atau tidak maksimal seperti tahun sebelumnya.

Selain itu, kata Sunardi, besarnya jeruk juga tidak merata, ada yang kecil dan ada yang besar, namun tidak mengurangi nilai dari buah jeruk itu sendiri.

"Sebenarnya saat ini harga jeruk Batola cukup bagus, yaitu untuk kualitas besar dinilai dengan harga Rp7 ribu hingga Rp7.500, per kilogram" katanya.

Selain itu jeruk sedang, yang biasanya dimanfaatkan untuk bahan minuman atau jeruk peras dihargai Rp4 ribu per kilogram.

Khusus jeruk sedang ini, kata Sunardi, biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan industri, baik untuk perusahaan minuman, maupun kosmetik.

Jeruk Batola, selain untuk memenuhi kebutuhan buah di Kalsel, kini juga telah dikirim ke berbagai Provinsi di Kalimantan maupun Jawa Timur, Yogyakarta dan Semarang.

"Khusus industri kosmetik, biasanya konsumen meminta jeruk yang masih muda atau kecil," katanya.

Menurut Sunardi, potensi pasar jeruk Batola cukup luas, dan komoditas ini sangat menguntungkan bagi petani, sehingga dia berharap, pemerintah terus memberikan dukungan untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami petani.

Saat ini, kata dia, luas lahan jeruk di Kecamatan Karang Indah 450 hektare dengan jumlah petani sebanyak 250 orang, sehingga bisa dikatakan, hampir setiap petani memiliki kebun jeruk antara 1-2 hektare.

Setiap kali panen raya, petani Karang Indah, akan menghasilkan jeruk minimal tiga ton dan bisa mencapai 5-7 ton.

Dalam satu tahun, tambah dia, petani bisa mengalami dua panen raya, yaitu pada Mei dan Juni serta September dan Oktober. Selain itu, setiap dua bulan, petani jeruk juga mengalami panen jeruk penyela.

Pada akhir Desember, biasanya para pengusaha dari Jawa akan datang ke beberapa petani jeruk, untuk memenuhi kebutuhan industri sabun dan rumah makan.

"Terkait kemarau panjang yang terjadi, petani tidak mengalami kerugian, karena jeruk siam Banjar ini cukup tahan dengan kekeringan, petani hanya menunda musim panen saja," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014