Kegiatan pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia yang menghubungkan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru-Kabuapaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan mulai dibahas antara Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dengan pemerintah daerah.
"Poin penting yang dibahas adalah mengenai identifikasi dan penilaian risiko proyek jembatan tersebut, pasalnya panjang jembatan yang akan dibangun kurang lebih mencapia 6,5 kilometer," kata Asisiten Bupati Tanah Bumbu Bidang Pemerintahan Hj Mariani, di Batulicin Rabu.
Dia mengatakan, selain risiko pembangunan, pengaruh arus trasportasi kapal besar yang melintas sekitar jembatan dan resiko alam juga menjadi pertimbangan.
Wacana dilanjutkannya pembangunan jembatan itu harus memperhitungkan dampak positif dan upaya mensinergikan perkembangan ekonomi antara Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Bahkan di harapkan mempau mensinergikan program Kawasan Ekonomi Khususu (KEK) dan Kawasan Industri (KI) di Tanah Bumbu itu sendiri.
Sementara itu, Kepala Seksi Sistem Jaringan Jalan pada Direktorat Jendral Bina Marga, Fadli Arif menambahkan, pembangunan jembatan tersebut memiliki prospek yang luar biasa untuk pengembangan daerah itu sendiri.
"Mengingat banyaknya tenaga kerja yang di butuhkan untuk melanjutkan pembangunan jembatan tersebut, maka perlu dibahasa lebih dini untuk tetap dapat mensinergikan program KEK di Mekar Putih Kotabaru dan KI Batulicin," ujarnya.
dijelaskan Fadli, area pembangunan jembatan yang panjangnya mencapai 6,5 kilo meter tersebut merupakan jalur laut yang dilintasi kapal besar.
Oleh sebab itu banyak usulan yang disampaikan dari beberapa pihak terkait apakah tinggi jembatan yang akan dibangun tingginya 40 meter atau 20 meter, bahkan Dirjen perhubungan juga mengusulkan tinggi jembatan tersebut minimal 53,7 meter dari permukaan laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Poin penting yang dibahas adalah mengenai identifikasi dan penilaian risiko proyek jembatan tersebut, pasalnya panjang jembatan yang akan dibangun kurang lebih mencapia 6,5 kilometer," kata Asisiten Bupati Tanah Bumbu Bidang Pemerintahan Hj Mariani, di Batulicin Rabu.
Dia mengatakan, selain risiko pembangunan, pengaruh arus trasportasi kapal besar yang melintas sekitar jembatan dan resiko alam juga menjadi pertimbangan.
Wacana dilanjutkannya pembangunan jembatan itu harus memperhitungkan dampak positif dan upaya mensinergikan perkembangan ekonomi antara Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Bahkan di harapkan mempau mensinergikan program Kawasan Ekonomi Khususu (KEK) dan Kawasan Industri (KI) di Tanah Bumbu itu sendiri.
Sementara itu, Kepala Seksi Sistem Jaringan Jalan pada Direktorat Jendral Bina Marga, Fadli Arif menambahkan, pembangunan jembatan tersebut memiliki prospek yang luar biasa untuk pengembangan daerah itu sendiri.
"Mengingat banyaknya tenaga kerja yang di butuhkan untuk melanjutkan pembangunan jembatan tersebut, maka perlu dibahasa lebih dini untuk tetap dapat mensinergikan program KEK di Mekar Putih Kotabaru dan KI Batulicin," ujarnya.
dijelaskan Fadli, area pembangunan jembatan yang panjangnya mencapai 6,5 kilo meter tersebut merupakan jalur laut yang dilintasi kapal besar.
Oleh sebab itu banyak usulan yang disampaikan dari beberapa pihak terkait apakah tinggi jembatan yang akan dibangun tingginya 40 meter atau 20 meter, bahkan Dirjen perhubungan juga mengusulkan tinggi jembatan tersebut minimal 53,7 meter dari permukaan laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020