Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selaran, menargetkan pada 14 Oktober 2020 tidak ada lagi kelurahan sebagai zona merah COVID-19.
Penanganan penyebaran COVID-19 di Kota Banjarmasin terus digalakkan terutama giat penegakan protokol kesehatan.
"Tanggal 14 Oktober ini sudah selesai penilaian. Kami memiliki target paling lambat dan berharap pertengahan Oktober kita bisa menghijaukan Banjarmasin,” ujar Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Banjarmasin, Machli Riyadi di Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, dari 52 kelurahan di kota ini, tinggal satu kelurahan lagi yang zona merah, ada beberapa kelurahan zona kuning, diharapkan dalam beberapa hari ini sudah zona hijau semuanya.
"Yang masih kita anggap zona merah itu adalah Kelurahan Seberang Mesjid," ungkapnya,
Dipaparkan Machli, di Kelurahan Seberang Mesjid tersisa satu orang yang positif, kondisi paseinnya masih dalam masa penyembuhan.
“Di Seberang Mesjid tak ada penambahan kasus hanya menyembuhkan yang ada. Hanya tinggal satu orang saja lagi,” jelasnya yang juga menjabat sebagai Kapala Dinas Kesehatan Banjarmasin tersebut.
Target menghijaukan Banjarmasin ini tentu tak lepas dari peran serta dari seluruh pihak untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Terlebih bagi warga kota sendiri.
Machli khawatir target ini kembali gagal jika ada yang teledor menerapkan protokol Kesehatan.
"Mudah-mudahan saja tak ada penambahan kasus. Ini yang dikhawatirkan. Sehingga harus kita edukasi masyarakat agar displin pakai masker dan jaga jarak, juga tetap rajin cuci tangan pakai sabun," bebernya.
Selain itu Machli mengaku, upaya semakin cepatnya penghijauan kelurahan ini juga tak lepas dari sudah beroperasionalnya RT-PCR (alat pemeriksa sempel swab) di RSUD Sultan Suriansyah.
Mengingat, dulu sebelum punya alat pemeriksa sendiri, pihaknya sempat kesulitan menangani ketika ditemukan kasus lantaran harus menunggu hasil Swab atau tes usap yang dikeluarkan terlalu lama.
"Dengan difungsikannya RT-PCR miliki RS Sultan Suriansyah, kita lebih cepat dalam penegakan diagnosa. Sehingga penangan juga cepat otomatis upaya mitigasi juga lebih cepat," jelasnya.
Lebih lanjut, ungkap dia, hingga saat ini RT-PCR itu sudah bekerja menangani sampel Swab mencapai seribu spesimen.
"Sudah hampir seribu sampel yang diperiksa, lancar dan lebih cepat. Real-time, paling lambat satu hari sudah bisa didapatkan hasil," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Penanganan penyebaran COVID-19 di Kota Banjarmasin terus digalakkan terutama giat penegakan protokol kesehatan.
"Tanggal 14 Oktober ini sudah selesai penilaian. Kami memiliki target paling lambat dan berharap pertengahan Oktober kita bisa menghijaukan Banjarmasin,” ujar Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Banjarmasin, Machli Riyadi di Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, dari 52 kelurahan di kota ini, tinggal satu kelurahan lagi yang zona merah, ada beberapa kelurahan zona kuning, diharapkan dalam beberapa hari ini sudah zona hijau semuanya.
"Yang masih kita anggap zona merah itu adalah Kelurahan Seberang Mesjid," ungkapnya,
Dipaparkan Machli, di Kelurahan Seberang Mesjid tersisa satu orang yang positif, kondisi paseinnya masih dalam masa penyembuhan.
“Di Seberang Mesjid tak ada penambahan kasus hanya menyembuhkan yang ada. Hanya tinggal satu orang saja lagi,” jelasnya yang juga menjabat sebagai Kapala Dinas Kesehatan Banjarmasin tersebut.
Target menghijaukan Banjarmasin ini tentu tak lepas dari peran serta dari seluruh pihak untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Terlebih bagi warga kota sendiri.
Machli khawatir target ini kembali gagal jika ada yang teledor menerapkan protokol Kesehatan.
"Mudah-mudahan saja tak ada penambahan kasus. Ini yang dikhawatirkan. Sehingga harus kita edukasi masyarakat agar displin pakai masker dan jaga jarak, juga tetap rajin cuci tangan pakai sabun," bebernya.
Selain itu Machli mengaku, upaya semakin cepatnya penghijauan kelurahan ini juga tak lepas dari sudah beroperasionalnya RT-PCR (alat pemeriksa sempel swab) di RSUD Sultan Suriansyah.
Mengingat, dulu sebelum punya alat pemeriksa sendiri, pihaknya sempat kesulitan menangani ketika ditemukan kasus lantaran harus menunggu hasil Swab atau tes usap yang dikeluarkan terlalu lama.
"Dengan difungsikannya RT-PCR miliki RS Sultan Suriansyah, kita lebih cepat dalam penegakan diagnosa. Sehingga penangan juga cepat otomatis upaya mitigasi juga lebih cepat," jelasnya.
Lebih lanjut, ungkap dia, hingga saat ini RT-PCR itu sudah bekerja menangani sampel Swab mencapai seribu spesimen.
"Sudah hampir seribu sampel yang diperiksa, lancar dan lebih cepat. Real-time, paling lambat satu hari sudah bisa didapatkan hasil," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020