Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Fuad Almusawa mempertanyakan realisasi dari rencana pemerintah menyediakan 1.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) keliling (mobile) untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nelayan.
Legislator asal daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan melontarkan pertanyaan itu dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarasin, Kamis malam.
"Lebih dari setahun yang lalu Pemerintah mensosialisasikan rencana SPBU mobile untuk memenuhi kebutuhan BBM nelayan itu. Tetapi sejak disosialisasikan sampai sekarang tidak ada lagi kabar beritanya," tuturnya dengan nada bertanya.
Ia mengungkapkan, Juni 2013, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengungkapkan rencana pengadaan 1.000 SPBU mobile tersebut.
"Rencana itu untuk mempermudah para nelayan mendapatkan BBM untuk melaut. Pertamina ditunjuk sebagai pelaksana proyek dan operator SPBU tersebut," ungkapnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mendesak Kementerian ESDM serius dengan rencana tersebut. "SPBU keliling merupakan solusi tepat bagi nelayan kecil yang selama ini kesulitan mengakses BBM bersubsidi," paparnya.
Untuk mengisi BBM langsung dari SPBU dengan harga resmi, lanjutnya, merupakan aspirasi nelayan saat berkunjung ke daerah pemilihan pesisir timur Kalsel. "Saya yakin, nelayan di seluruh Indonesia memiliki aspirasi yang sama," katanya.
Solar adalah kebutuhan vital bagi nelayan yang dalam operasionalnya menggunakan perahu atau kapal motor. Sekitar 50 - 70 persen biaya operasional nelayan habis untuk bahan bakar.
"Tugas Pemerintah adalah melayani rakyat, termasuk didalamnya para nelayan kecil. Layani nelayan agar bisa dengan tenang melaut," lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu.
"Segera realisasikan rencana pengadaan SPBU keliling itu," demikian Habib Nabiel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Legislator asal daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan melontarkan pertanyaan itu dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarasin, Kamis malam.
"Lebih dari setahun yang lalu Pemerintah mensosialisasikan rencana SPBU mobile untuk memenuhi kebutuhan BBM nelayan itu. Tetapi sejak disosialisasikan sampai sekarang tidak ada lagi kabar beritanya," tuturnya dengan nada bertanya.
Ia mengungkapkan, Juni 2013, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengungkapkan rencana pengadaan 1.000 SPBU mobile tersebut.
"Rencana itu untuk mempermudah para nelayan mendapatkan BBM untuk melaut. Pertamina ditunjuk sebagai pelaksana proyek dan operator SPBU tersebut," ungkapnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mendesak Kementerian ESDM serius dengan rencana tersebut. "SPBU keliling merupakan solusi tepat bagi nelayan kecil yang selama ini kesulitan mengakses BBM bersubsidi," paparnya.
Untuk mengisi BBM langsung dari SPBU dengan harga resmi, lanjutnya, merupakan aspirasi nelayan saat berkunjung ke daerah pemilihan pesisir timur Kalsel. "Saya yakin, nelayan di seluruh Indonesia memiliki aspirasi yang sama," katanya.
Solar adalah kebutuhan vital bagi nelayan yang dalam operasionalnya menggunakan perahu atau kapal motor. Sekitar 50 - 70 persen biaya operasional nelayan habis untuk bahan bakar.
"Tugas Pemerintah adalah melayani rakyat, termasuk didalamnya para nelayan kecil. Layani nelayan agar bisa dengan tenang melaut," lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu.
"Segera realisasikan rencana pengadaan SPBU keliling itu," demikian Habib Nabiel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014