Wanita yang selalu ceria tiba tiba sendu setelah diserang batuk, demam, yang disertai tidak nafsu makan, setelah lima hari sakit lalu lemas dan akhirnya dibawa ke UGD RSU Ulin Banjarmasin.

Setelah diperiksa di UGD RS cek lab darah, rontgen dan rapid test, oleh dokter wanita yang bernama Maria Roeslie yang dikenal sebagai seniman pelantun pantun Banjar ini dinyatakan hasilnya mengarah ke Covid19, langsung diopname di ruang isolasi Covid19 di RSU Ulin Banjarmasin. 

Keesokan harinya tanggal 29 Agustus langsung swab, hasilnya sore hari diketahui positif, Isolasi berlanjut, kata wanita yang suka traveling tersebut.

Menurut warga Banjarmasin yang dikenal suka berteman ini awalnya orang tuanya terpapar COVID19 (kemungkinan besar dari adik saya yg serumah degan orang tua).
 
"Awal Agustus adik saya didiagnosa typhus oleh dokter dan rawat jalan dengan hasil lab darah titer nya menunjukan typhus. Tapi kami mencurigai COVID19, karena mempunyai gejala seperti Covid19 yang kami baca di media, sehingga selain makan obat dokter, adik kami juga kami dopping degan berbagai vitamin dan obat2an china serta jamu dan rebusan herbal, beberapa hari kemudian adik kami pulih<' kata Maria Roeslie. 

Pata tanggal 14 Agustus ayahnya masuk isolasi (Tdk boleh ditunggu maupun dibezuk) di  RS Suaka Insankarena lemas dan bergejala covid serta hasil CT Scan paru ada flex. 
Dalam perawatan
"Saya langsung memutuskan pindah sementara ke rumah ortu  untuk menemani mami. Saya tidak pulang ke rumah untuk keamanan. Jadi keluarga inti saya aman. Kami juga tdk mau ditengok/ didatangi keluarga untuk keamanan bersama. Semua saudara mami dan saudara  papi pun hanya komunikasi dengan kita via telpon," kata wanita yang menerbitkan beberapa buku Antologi Pantun Banjar ini.

Ia menceritakan ayaknya ada riwayat serangan stroke tiga  tahun lalu saat usia 79th, namun sdh bisa jalan dan  beraktifitas kembali, namun sejak stroke papi sudah ttdak bisa bicara (syaraf bicara nya rusak).

Tanggal 15 Agustus ibunya juga masuk RS Suaka Insan (bukan ruang isolasi) karena hasil CT Scan paru mami bersih, ibunya ini mempunyai riwayat diabetes & darah tinggi, serta gangguan lambung dan perut sangat sensitif. makan obat diabetes dan darah tinggi rutin tiap hari sejak sekitar 30tahun lalu. Juga pernah ada masalah di jantung. 

Tanggal 18 Agustus oleh dokter ibunya di rontgen paru, karena kondisi yang mengarah ke Covid-19, demam, mual, muntah, pusing, diare. 

Hasil rontgen ada flex2 di paru-paru dan oleh dokter yg merawat ibunya wajib dipindah ke ruang isolasi dan dijadwalkan swab keesokan harinya. Namun hasil swab akan keluar sekitar 1minggu.
Pulang dari RS
"Kami sekeluarga menolak, mami kami bawa pulang, kami rawat sendiri di rumah. Puji Tuhan, setelah sekitar seminggu di rumah, mami sudah sembuh. Sudah tidak ada keluhan dan beraktifitas normal." tambah wanita 54 tahun ini.
 
Tanggal 19 Agustus menurut Maria Roeslie ayahnya dipindahkan ke ruang isolasi RS Ulin karena RS Ulin boleh didampingi/ dijaga. Namun pendamping/ penjaga tdk boleh keluar masuk, nginap di kamar pasien (wajib menggunakan masker) dan pulang bareng pasien sampai pasien sembuh. Makan minum pasien &  pendamping disediakan dari RS. 

Tanggal 23 Agustus menurut Maria Roeslie ia mulai demam, diare dan hilang nafsu makan, sangat kurang tidur, dan pas jadwal menstruasi.
 
Tanggal 28 Agustus ia dibawa ke UGD RS Ulin, dalam kondisi sangat lemas dan tidak kuat lagi melangkah sehingga dibawa menuju mobil menggunakan kursi roda.  Sesampai di RS, ia menceritakan kondisi dicek lab darah & rontgen serta rapid test, hasilnya langsung diisolasi, dipasang selang oksigen, namun dua hari sudah dilepas karena kondisi nafas sudah bagus dan dipasang infus selama lima hari. 

Tanggal  7 September ia test swab lagi, Positif, tanggal 17 Sep saya test swab lagi, Positif. 
Tanggal 24 September test swab lagi, Positif. 

Namun menurut dokter hasil cek lab darah & rontgen sudah normal, serta tidak ada keluhan sudah wajib pulang dari RS, karena sudah tidak menularkan lagi. Karena telah 14 hari diopname/ diobati.

Infonya Ketentuan pemerintah yang baru, jika pasien sudah dirawat lebih dari 14 hari (sebenarnya ketentuan nya 10+3) di RS, maka sudah tidak menularkan lagi.(virus sudah mati). Sehingga sebenarnya tdk perlu lagi swab ulang. 

Tanggal 25 September dipulangkan dan diberi surat keterangan untuk lanjut isolasi mandiri 7-14hr. Jika selama isolasi mandiri ada keluhan, maka menghubungi Puskesmas terdekat. 
 
Buku antologi pantun Banjar karangannya
Totalnya Maria Roesli diopname isolasi di RS  selama 29 hari ayahnya (82th), opname isolasi di RS  selama  43 hari.

Dan mulai 26 September lanjut isolasi di rumah 7 hari. Kondisi sudah baik/ pulih. 
Oleh karena penasaran (walau dokter mengatakan sudahh tidak perlu lagi swab) , maka setelah isolasi mandiri.
 
Tanggalm 2 Oktober Maria Roeslie test swab mandiri di RS Bhayangkara, puji tuhan keesokan harinya hasilnya keluar negatif, tambahnya dengan rasa senang.

Catatan tambahan seperti yang diceritakannya dalam akun FB dengan judul "Saya terpapar Covid 19" itu selama dirawat di RS, sehari 3 kali di ukur suhu tubuh, saturasi oksigen, tekanan darah. 

Semua perawat, dokter maupun petugas cleaning service, masuk dgn baju APD lengkap. Sehingga petugas medis tersebut masuk ruangan pasien pada jam2 tertentu saja. 

Di sini, pasien harus ada pendamping/ penjaga. Namun jika perlu bisa saja berkomunikasi / memanggil perawat,  karena ada bel yg setiap saat bisa dipencet . Dan ada speaker sehingga bisa langsung bicara. Sangat cepat dan langsung ditanggapi. Sangat  Responsif. Tiap kamar ada CCTV yan terkoneksi dgn ruang perawat, sehingga perawat dapat mengecek kondisi pasien tiap saat via CCTV. 

Menurut Maria Roesli yang ia konsumsi selain obat dari dokter/ perawat sejak dari rumah adalah Azithromycin, Vit C 1000
Vit D 400iu, Becom Zet, Lian Hua, Huo Xiang, Fu fang e jiao, Pien Tze Huang, godokan obat China 21macam, tim sarang burung wallet, air daun sungkai, air jahe+serai, air sirih + kunyah daunnya, madu murni, Scott's Emulsion original, kumur air garam & telan sedikit, kumur betadine, kumur Ion Silver A & telan, balur makan minyak kayu putih, balur minyak kutus kutus, cuci hidung pake cairan infus.
 
Menurutnya selama di RS, selalu mendengarkan dan nyanyi lagu2 yg menyenangkan  karena percaya hati yang gembira dan tenang adalah obat. Tentu saja doa tak putus mengharap penyembuhan dariNYA 

Untuk semua orang yg membaca ini, sy sangat menganjurkan, jika bergejala Covid-19 segera ke IGD Rumah Sakit rujukan Pemerintah setempat. (Kami ke RSUD Ulin Banjarmasin) Penanganannya ok banget. Saya puas sekali dirawat di sini. Kamar ok, 1 kamar 1 orang. Bersih terawat. Dokter & Perawat sangat penuh perhatian dan helpfully. Sudah ahli. 

"Obat2an covid nya banyak dan rasanya sangat lengkap. Awal opname sekali makan obat sd 11biji obat yg saya konsumsi, selain infus yang macam2 juga (sy krg ngerti apa saja yg diinjeksi ke infus selain antibiotik & vit C)." tambahnya.
 
Menurut Maria Roeslie lagi asal tidak terlambat opname harusnya bisa pulih, yang berpulang itu rata-rata terlambat masuk rumah sakit. Obat2an dari RS yg sempat dicatat setelah kondisi mulai pulih, antara lain Cefixime, Curcuma FCT, Azythromycin, Lacbon, Becom-Zet, Cetirizine hcl (alergi), Acetylcysteine  ( Nac) 200 mg, Omeprazole 20mg, HI-D'5000 Cholecalciferol 5000 IU.

"Saya dan keluarga mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada dokter, perawat dan seluruh staff ruang isolasi mawar RSU Ulin Banjarmasin yang sudah sangat sabar, baik dan telaten serta penuh kasih merawat kami sampai sembuh. Juga kepada seluruh keluarga, semua sahabat dan handai taulan yg telah memberikan atensi, doa dan support makanan dll sampai kami sembuh. Semoga Tuhan membalaskan kebaikan yang telah kami terima tersebut." tuturnya.
 
Sebagai info juga, sejak awal pandemi yaitu Maret  keluarga sudah dopping vitamin dan minum ramuan herbal untuk antibodi. Serta sangat mengurangi sekali aktifitas di luar rumah (tidak kumpul-kumpul dgn yg tidak serumah) dan jika perlu sekali keluar rumah pun memakai protokoler menggunakan masker, jaga jarak, selalu cuci tangan. Pulang ke rumah pun selalu semprot disinfektan di teras. Serta selalu menggunakan dan membawa antiseptik. Masuk rumah selalu mandi dan keramas. Itupun masih terpapar. Sehingga diimbau menghimbau agar semua orang  lebih disiplin lagi menerapkan  protokoler covid19. Salam sehat, Maria Roeslie Banjarmasin.

 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020