Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan mengungkapkan, tingkat inflasi di provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota tersebut pada Agustus 2014 turun lagi.


"Kalau tingkat inflasi di Kalsel pada Juli 2014 turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Juni 2014), dan Agustus lalu juga mengalami penurunan dibandingkan Juli 2014," ungkap Kepala BPS provinsi setempat Dyan Pramono Effendy, di Banjarmasin, Senin.

Tingkat inflasi di Kalsel pada Juli 2014 sebesar 0,68 persen atau turun dibandingkan Juni 2014 yang ketika itu mengalami inflasi 0,81 persen, begitu pula inflasi Juni 2014 mengalami penurunan 0,19 persen dibandingkan Mei 2014.

Kemudian tingkat inflasi di Kalsel Agustus lalu 0,01 persen atau turun 0,67 persen dibandingkan Juli 2014, ungkapnya dalam jumpa pers di Kantor BPS tingkat provinsi tersebut Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin.

Ia menerangkan, tingkat inflasi Agustus 2014 di Kalsel tersebut gabungan dari inflasi di Kota Banjarmasin (ibu kota provinsi) 0,02 persen dan kota Tanjung, ibu kota Kabupaten Tabalong yang mengalami deflasi 0,12 persen.

Sementara laju inflasi kumulatif di Kalsel tahun 2014 (Agustus 2014 terhadap Desember 2013) 3,23 persen atau sama dengan keadaan bulan sebelumnya (Juli 2014).

Sedangkan laju inflasi "year on year" (y-o-y) di provinsi yang kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa tersebut pada Agustus 2014 tercatat 4,14 persen atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 5,40 persen.

Khusus di Banjarmasin yang mandapat julukan kota seribu sungai, pada Agustus laju inflasi kumulatif tahun 2014 sebesar 3,15 persen (sebelumnya 3,13 persen), dan laju inflasi "y-o-y" 3,93 persen (sebelumnya 5,23 persen).

Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Banjarmasin pada Agustus 2014 antara lain tarip rumah sakit, obat dengan resep, tarif listrik, beras, roti manis, pemeliharaan/service, udang basah, dan dokter spesialis.

Sedangkan yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain angkutan udara, bawang merah, ikan gabus (haruan), telur ayam ras, daging ayam ras, bawang putih, tomat sayur, jeruk, ikan layang/benggol, dan ikan seluang.

Di Kota Banjarmasin dari tujuh kelompok pengeluaran, empat di antaranya mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,64 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,73 persen, kesehatan 5,54 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,08 persen.

Kemudian tiga kelompok lain yang mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,59 persen, kelompok sandang 0,18 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi & olahraga 2,98 persen.

Khusus di "kota minyak" Tanjung (236 km utara Banjarmasin) lanju inflasi komulatif tahun 2014 (Agustus 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 4,31 persen dan laju inflasi y-o-y 6,67 persen.

Komoditi yang mengalami kenaikan harga dengan andil teringgi di kota minyak itu selama Agustus 2014 antara lain kacang panjang, sekolah dasar, rokok kretek, semangka, beras, jeruk, mentimun, tarif listrik, minyak goreng, dan anggur.

Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, ikan gabus, cabai rawit, ikan layang/benggol, ikan sepat siam, daging sapi, ikan kembung/gembung, dan pasir.

Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, 66 di antaranya mengalami inflasi dan 16 kota deflasi, dengan inflasi tertinggi di Kota Tanjung Pandan, Bangka Belitung 1,98 persen dam terendah di Kota Banjarmasin 0,02 persen.

Berbeda dengan Juli 2014 semua kota yang menjadi sampel menghitung indeks mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di kota Bengkulu sebesar 2,92 persen dan terendah kota Maumere, NTT 0,13 persen.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014