Batulicin, (Antaranews Kalsel) – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) terus berupaya mendorong peningkatan produksi karet daerah.
Salah satu terobosan yang sudah dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Tanbu adalah melalui realisasi program penyaluran bantuan bibit karet kepada petani karet yang tergabung dalam kelompok tani karet yang ada di perdesaan.
melalui program pemberian bantuan bibit itu diharapkan akan memberikan dampak posistif terhadap peningkatan kesejahteraan petani karet seiring bertambahnya luas tanam perkebunan karet yang mereka kelola.
“Banyaknya bibit karet yang tersalurkan ke petani secara tidak langsung menandakan luas tanaman yang mereka lakukan terus bertambah, yang dengan demikian kondisi itu berdampak pada peningkatan produksi. Peningkatan produksi itulah yang selanjutnya memberikan imbas pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan para petani kita,†kata BupatiTanbu, Mardani H. Maming, kemarin.
Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2014 ini pemerintah daerah melalui Dishutbun kembali menyalurkan sekitar 250 ribu batang bibit karet kepada petani.
Bibit-bibit karet tersebut dibagikan kepada 20 kelompok tani yang tersebar di 14 desa dari lima kecamatan yang ada di Bumi Besujud, yang meliputi Desa Sungai Dua Laut dan Desa Damar Indah Kecamatan Sungai Loban, Desa Madu Retno, Desa Manunggal, dan Desa Batulicin Irigasi dan Desa Selaselilau Kecamatan Karang Bintang.
Kemudian Desa Sepakat, Desa Suka Damai dan Desa Sido Mulyo di Kecamatan Mantewe. Selanjutnya Desa Karang Sari, Desa Manuntung, Desa Wonorejo, dan Desa Pacakan Kecamatan Kusan Hulu, serta Desa Karang Intan yang ada di Kecamatan Kuranji.
“Tak hanya menyalurkan bantuan bibit kepada petani. Kerjasama dengan pihak perusahan pengolahan karet, PT Nusantara Batulicin di Kecamatan Karang Bintang juga dilakukan pemerintah daerah agar petani tidak perlu repot menjual hasil panen mereka keluar daerah, apalagi dengan biaya operasional dan transportasi yang relatif tinggi,†katanya.
Hal yang sama juga menjadi target program Dishutbun Tanbu. Seperti yang di ungkapkan Kepala Dishutbun Hanif Faisol Nurofiq. Ia berharap agar kerjasama pemerintah daerah dengan PT Nusantara Batulicin memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani secara signifikan. Melalui kerjasama tersebut setidaknya dapat memutus mata rantai proses penjualan hasil panen karet petani keluar daerah melalui tengkulak.
“Sekarang petani tidak perlu repot menjual hasil panen keluar daerah sendiri atau melalui tengkulak. Cukup ke perusahaan PT Nusantara Batulicin mereka dapat menjual hasil panen dengan harga yang relatif tinggi tanpa banyaknya potongan biaya traansportasi,†katanya.
Secara keseluruhan, tambah Hanif, areal perkebunan karet di Tanbu terdiri atas tiga bagian yaitu Perkebunan Rakyat (PR) , Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Untuk kategori PR tanaman yang belum menghasilkan ada sekitar 5.380 hektare dan yang sudah menghasilkan sekitar 17.155 hektare.
Selanjutnya pada kategori PBN, tanaman karet yang belum menghasilkan ada seluas 1.138 hektare dan yang sudah menghasilkan 1.123 hektare. Sedangkan untuk kategori PBS karet yang belum menghasilkan seluas 1.354 hektar, untuk tanaman menghasilkan (TM) seluas 957 hektar. (Adv/Tanbu/ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Salah satu terobosan yang sudah dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Tanbu adalah melalui realisasi program penyaluran bantuan bibit karet kepada petani karet yang tergabung dalam kelompok tani karet yang ada di perdesaan.
melalui program pemberian bantuan bibit itu diharapkan akan memberikan dampak posistif terhadap peningkatan kesejahteraan petani karet seiring bertambahnya luas tanam perkebunan karet yang mereka kelola.
“Banyaknya bibit karet yang tersalurkan ke petani secara tidak langsung menandakan luas tanaman yang mereka lakukan terus bertambah, yang dengan demikian kondisi itu berdampak pada peningkatan produksi. Peningkatan produksi itulah yang selanjutnya memberikan imbas pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan para petani kita,†kata BupatiTanbu, Mardani H. Maming, kemarin.
Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2014 ini pemerintah daerah melalui Dishutbun kembali menyalurkan sekitar 250 ribu batang bibit karet kepada petani.
Bibit-bibit karet tersebut dibagikan kepada 20 kelompok tani yang tersebar di 14 desa dari lima kecamatan yang ada di Bumi Besujud, yang meliputi Desa Sungai Dua Laut dan Desa Damar Indah Kecamatan Sungai Loban, Desa Madu Retno, Desa Manunggal, dan Desa Batulicin Irigasi dan Desa Selaselilau Kecamatan Karang Bintang.
Kemudian Desa Sepakat, Desa Suka Damai dan Desa Sido Mulyo di Kecamatan Mantewe. Selanjutnya Desa Karang Sari, Desa Manuntung, Desa Wonorejo, dan Desa Pacakan Kecamatan Kusan Hulu, serta Desa Karang Intan yang ada di Kecamatan Kuranji.
“Tak hanya menyalurkan bantuan bibit kepada petani. Kerjasama dengan pihak perusahan pengolahan karet, PT Nusantara Batulicin di Kecamatan Karang Bintang juga dilakukan pemerintah daerah agar petani tidak perlu repot menjual hasil panen mereka keluar daerah, apalagi dengan biaya operasional dan transportasi yang relatif tinggi,†katanya.
Hal yang sama juga menjadi target program Dishutbun Tanbu. Seperti yang di ungkapkan Kepala Dishutbun Hanif Faisol Nurofiq. Ia berharap agar kerjasama pemerintah daerah dengan PT Nusantara Batulicin memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani secara signifikan. Melalui kerjasama tersebut setidaknya dapat memutus mata rantai proses penjualan hasil panen karet petani keluar daerah melalui tengkulak.
“Sekarang petani tidak perlu repot menjual hasil panen keluar daerah sendiri atau melalui tengkulak. Cukup ke perusahaan PT Nusantara Batulicin mereka dapat menjual hasil panen dengan harga yang relatif tinggi tanpa banyaknya potongan biaya traansportasi,†katanya.
Secara keseluruhan, tambah Hanif, areal perkebunan karet di Tanbu terdiri atas tiga bagian yaitu Perkebunan Rakyat (PR) , Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Untuk kategori PR tanaman yang belum menghasilkan ada sekitar 5.380 hektare dan yang sudah menghasilkan sekitar 17.155 hektare.
Selanjutnya pada kategori PBN, tanaman karet yang belum menghasilkan ada seluas 1.138 hektare dan yang sudah menghasilkan 1.123 hektare. Sedangkan untuk kategori PBS karet yang belum menghasilkan seluas 1.354 hektar, untuk tanaman menghasilkan (TM) seluas 957 hektar. (Adv/Tanbu/ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014