Bakal Calon Bupati (Bacabup) Hulu Sungai Tengah (HST), Berry Nahdian Forqan, menyampaikan tekadnya bersama H Pahrijani apabila nanti dipercaya memimpin Kabupaten HST sebagai Bupati dan Wakil Bupati HST dalam mewujudkan pemerintah yang bersih dan melayani.

Ia mengatakan, bersama H Pahrijani sebagai Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) memulai niat ingin membangun banua, dengan upaya pemerataan pembangunan, tidak hanya di perkotaan namun hingga pelosok pedesaan.

"Pemerintah itu hakikatnya adalah melayani dan bukan minta layani, harus ada keberaniaan  untuk memanfaatkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk membangun desa, dan menata perkotaan," katanya, dalam sambutan di silaturrahmi bersama DPC PPP HST, Minggu (12/9).

Dijelaskan dia, apabila infrastruktur desa terbangun baik, sumber daya manusia terlatih, potensi alamnya terutama di sektor pertanian dikembangkan maka masyarakatnya juga akan makin maju dan sejahtera.

 

Baca juga: Berry ingin realisasikan Waduk Pancar Hanau yang digagas di era Harun Nurasid

Pihaknya ingin mendorong pemerintahan yang melayani dan mengayomi masyarakat, pemerintahan yang tidak petantang-petenteng dengan kekuasaan atau jadi raja-raja kecil di daerah, karena pimpinan daerah itu bukan penguasa namun pelayan masyarakat.

Maka dari bupati, wakil bupati dan pejabat di bawahnya memberikan pelayanan dan memfasilitasi masyarakat dengan mau turun ke bawah, melihat situasi di masyarakat, apa yang menjadi kebutuhannya dan pola ini jadi budaya pemerintahan, tak hanya slogan tapi dilaksanakan baik dalam kebijakan.

Memang diakui ditengah terjadinya pandemi COVID-19 yang melanda secara global, siapa pun yang ke depannya memimpin HST harus bekerja keras, dan siap berkorban untuk kemajuan daerah.

Hal ini dasari karena secara nasional pertumbuhan ekonomi sudah minus hingga tiga persen, dampaknya juga turun ke daerah dengan menurunnya pembiayaan dari pemerintah pusat, apalagi kemungkinan pandemi ini tidak akan cepat berakhir karena vaksinnya pun belum ditemukan.

"Bisa jadi di tahun 2021 bisa teratasi dengan adanya vaksin, namun dengan jumlah penduduk secara nasional 260 juta jiwa, tentunya pasti ada kendala kalau semuanya harus divaksin, jadi kami berpesan agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus," kataya.

Menurut dia, jelas dimasa pandemi ini dibutuhkan orang-orang yang mau bersusah payah untuk memimpin Kabupaten HST dengan bekerja keras dan kreatif, karena penggunaan APBD dipastikan akan mengalami kendala, penurunan pendapatan dan tingginya biaya pengeluaran akibat COVID-19.

Baca juga: Bacawabup Paslon Berani HST H Pahrijani telah gabung menjadi anggota PPP

Untuk di HST di tahun 2020 tadi APBD Rp1,3 triliun, sementara di tahun 2021 ke depan hanya Rp1,09 triliun atau turun sekitar Rp300 miliaran, turun karena pembagian hasil dari pusat juga menurun ke daerah.

Salah satu untuk langkah untuk bisa bertahan dalam kondisi seperti ini, perlu penerapan efesiensi birokrasi birokrasi, penghematan penggunaan energi oleh aparatur pemerintah dapat menjadi contoh bagi masyarakat, seperti hemat menggunakan lampu listrik dan AC dipakai seperlunya.

"Jangan tinggalkan ruangan listrik dan AC masih menyala tapi matikan, contoh sederhana ini saja apabila bila dipraktekkan di masing-masing SKPD akan hemat anggaran, satu kantor bisa berhemat Rp500 ribu, dan kalkulasinya untuk semua SKPD bisa menghemat hingga Rp500 juta," katanya.

Ditambahkan dia, selain efesiensi di birokrasi juga dengan membina komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi, sehingga bisa menjaring dana, misalnya dalam penganganan COVID-19 tadi HST mendapatkan tambahan, baik untuk bantuan sosial maupun alat pelindung diri.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020