Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) yang juga Ketua Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, H Syaifullah Tamliha, menyampaikan sosialisasi empat pilar dan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-98 Dr KH Idham Chalid menerapkan protokol kesehatan.

Ia mengatakan, pelaksanaan kegiatan sengaja dibuat secara sederhana dengan menjaga jarak, menghindari sentuhan dan disediakan hand sanitizer, ini sebagai bagian dari ikhtiar bersama mencegah dari hal-hal yang  tidak diinginkan, termasuk upaya pencegahan penularan virus COVID-19.

"Acara ini dibikin sederhana dengan massa dibatasi, karena kalau tidak dibatasi tentu akan membludak hingga penuh di ke halaman, penerapan protokol kesehatan juga dalam menaati himbauan dan anjuran dari pemerintah," katanya, dalam sambutan, di Cisarua, Bogor, Kamis (27/8) lalu.

Baca juga: Sosialisasi empat pilar, Syaifullah Tamliha ajak lanjutkan perjuangan KH Idham Chalid

Dijelaskan dia, ikhtiar ini sebagaimana juga diajarkan oleh KH Idham Khalid, karena pernah suatu ketika beliau pernah bercerita mendapatkan sakit 40 hari 40 malam, sakit beliau dikarenakan memaksakan diri menghadiri penutupan muktamar padahal ada larangan dokter untuk tidak keluar malam.

Beliau menghadiri penutupan acara tersebut dikarenakan saat itu merasa tidak enak berhadir karena ada beberapa pejabat termasuk menteri agama yang berhadir, menurut beliau tidak apa-apa sakit 20 hari namun ternyata sakit beliau harus dijalani selama 40 hari 40 malam atau dua kali lipat masanya.

Dari kejadian tersebut, Syaifullah Tamliha mengajak mengambil hikmah dari pesan KH Idham Chalid, untuk tidak menentang sesuatu yang jelas-jelas akan mengundang mudarat baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain, termasuk dalam kasus penyakit yang disebabkan karena virus COVID-19.

Baca juga: Syaifullah Tamliha : KH Idham Chalid sosok panutan, sifat-sifat beliau jadi teladan

"Menaati peraturan pemerintah, untuk menggunakan masker, menutup hidup, mulut dan dianjurkan menutup mata dengan berkacamata, karena sumber penularan virus ini biasanya dimulai dari mulut, hidung dan mata, serta untuk tidak bersentuhan atau kontak fisik secara langsung," katanya.

Disamping itu, sesuai ajaran dari Baginda Rasulullah SAW bahwa apabila bertemu dengan siapa pun untuk mengucapkan salam, dan pihaknya juga memohon maaf dikesempatan itu memohon maaf tidak bisa berjabat tangan atau bersalaman, karena tidak mau menentang sesuatu yang jelas-jelas bisa mengundang mudarat.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020