Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) yang juga Ketua Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, H Syaifullah Tamliha menyampaikan sosialisasi empat pilar, yang bertepatan dengan Hari Lahirnya (Harlah) ke-98 Dr KH Idham Chalid.

Ia mengatakan, sosialisasi yang bertepatan dengan Harlah Dr KH Idham Chalid, diharapkan mampu memberikan semangat kepada semua pihak bahwa perjuangan beliau itu tidak berhenti, terus menerus, istiqomah dan perlu dilanjutkan untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada Bapak Dr. KH Idham Chalid yang pernah menjadi Ketua MPR/DPR, dan beliau juga merupakan pahlawan nasional,” katanya, dalam sosialisasi empat pilar di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/8) lalu.

Baca juga: Syaifullah Tamliha : KH Idham Chalid sosok panutan, sifat-sifat beliau jadi teladan

Dijelaskan dia, melalui kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan pemahaman kepada generasi muda tentang ketauladanan beliau, sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) tahun 1956 hingga 1984.

Dengan menauladani maka ke depan akan terbentuk kader-kader bangsa yang mempunyai kapasitas, kapabilitas, dan integritas sehingga menjadi kader nasional yang handal  di bidangnya, dan itu salah satu tujuan dalam rangka memperingati harlah Dr KH Idham Chalid.

Idham Chalid dilahirkan tanggal 27 Agustus 1922, selain Ketua PBNU sekaligus politisi PPP, menjabat banyak jabatan seperti, Ketua MPR/DPR Periode 1971-1977, pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo dan Kabinet Djuanda.

Terkait Sosialisasi empat Pilar, ia menceritakan banyak kontribusi KH Idham Chalid dalam memperkuat Pancasila sebagai dasar negara, salah satunya “Eka Prasetya Pancakarsa"  sebagai kontribusi yang kemudian menjadikan adanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Baca juga: Anggota DPR RI : Penghapusan dana desa tidak benar

"Kepada para peserta sosialisasi dan peringatan harlah, jangan sampai ada masyarakat yang mengaku merasa paling agamis atau pancasilais, sebagaimana diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat membacakan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR lalu,” katanya.

Hal ini karena menurutnya antara agama dan Pancasila saling berhubungan, mengamalkan nilai-nilai agama itu sebenarnya sudah melaksanakan Pancasila, maka jangan dibenturkan antara agama dan Pancasila.

Sosialisasi dan harlah ke-98 KH Idham Khalid dihadiri ratusan masyarakat Cisarua dan sekitarnya, mahasiswa PTIQ, pengurus GP Anshor dan Banser, serta rekan dan keluarga Idham Chalid. 

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020