Kapolres Banjarbaru AKBP Doni Hadi Santoso dan Dandim 1006/Martapura Letkol Arm Siswo Budiarto melaksanakan patroli udara memantau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu, Selasa.
"Untuk hari ini terpantau ada titik api di Kecamatan Cempaka, namun tidak besar dan langsung dipadamkan oleh petugas gabungan," terang Doni.
Diakui dia, memasuki puncak musim kemarau saat ini rawan terjadinya kebakaran lahan lantaran tanah yang kering dan suhu udara panas di siang hari.
Untuk itulah, Polres Banjarbaru bersama Kodim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lainnya bersama relawan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) terus melakukan patroli ke titik-titik rawan karhutla. Termasuk mengedukasi masyarakat agar sama-sama menjaga lahan dari bahaya karhutla dan tak membuka lahan dengan cara dibakar.
"Masyarakat yang mengetahui adanya kebakaran lahan juga bisa menginformasikan melalui aplikasi Siharat+2.0 milik Polres Banjarbaru dan aplikasi Bekantan Polda Kalsel," tutur Doni.
Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan menjadi wilayah cukup rawan terjadinya karhutla setiap musim kemarau. Apalagi kota ini tempat berdirinya Bandara Internasional Syamsudin Noor yang acap kali terdampak akibat kabut asap dari karhutla.
Tercatat sudah dua kali muncul titik api dalam dua pekan terakhir. Pertama 16 Agustus di Desa Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka yang melahap lahan lebih kurang 2 hektar. Kemudian 22 Agustus di Jalan Sungai Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara. Namun api tidak sempat meluas berkat kesigapan petugas melakukan pemadaman.
"Penyelidikan juga kami lakukan untuk setiap terjadinya lahan terbakar. Jika memang ada unsur sengaja atau kelalaian, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum," pungkas Kapolres.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Untuk hari ini terpantau ada titik api di Kecamatan Cempaka, namun tidak besar dan langsung dipadamkan oleh petugas gabungan," terang Doni.
Diakui dia, memasuki puncak musim kemarau saat ini rawan terjadinya kebakaran lahan lantaran tanah yang kering dan suhu udara panas di siang hari.
Untuk itulah, Polres Banjarbaru bersama Kodim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lainnya bersama relawan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) terus melakukan patroli ke titik-titik rawan karhutla. Termasuk mengedukasi masyarakat agar sama-sama menjaga lahan dari bahaya karhutla dan tak membuka lahan dengan cara dibakar.
"Masyarakat yang mengetahui adanya kebakaran lahan juga bisa menginformasikan melalui aplikasi Siharat+2.0 milik Polres Banjarbaru dan aplikasi Bekantan Polda Kalsel," tutur Doni.
Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan menjadi wilayah cukup rawan terjadinya karhutla setiap musim kemarau. Apalagi kota ini tempat berdirinya Bandara Internasional Syamsudin Noor yang acap kali terdampak akibat kabut asap dari karhutla.
Tercatat sudah dua kali muncul titik api dalam dua pekan terakhir. Pertama 16 Agustus di Desa Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka yang melahap lahan lebih kurang 2 hektar. Kemudian 22 Agustus di Jalan Sungai Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara. Namun api tidak sempat meluas berkat kesigapan petugas melakukan pemadaman.
"Penyelidikan juga kami lakukan untuk setiap terjadinya lahan terbakar. Jika memang ada unsur sengaja atau kelalaian, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum," pungkas Kapolres.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020