Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2020  memberi makna tersendiri bagi Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS. 

Bertepatan Hari Kemerdekaan ke-75 Tahin 2020 Hj Noormiliyani AS  mendapatkan penganugerahan tingkat nasional berupa penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2020 dari BKKBN-RI. 

Membanggakannya, penghargaan di bidang Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) ini merupakan satu-satunya yang diraih kepala daerah di Kalsel.

Penghargaan ini semestinya diterima mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel ini bersama-sama 30 gubernur/bupati/walikota lainnya, 32 Ketua TP-PKK provinsi/kabupaten/kota, tiga Wira Karya Kencana (WKK), dan tujuh Dharma Karya Kencana (DKK) se-Indonesia pada Puncak Harganas (Hari Keluarga Nasional) ke-27 Senin (29/6) lalu. 

Namun, karena situasi pandemi, maka penyerahannya melalui Perwakilan BKKBN Provinsi masing-masing. 

Selain prestasi WWK, Batola juga menorehkan prestasi di tingkat Provinsi Kalsel dengan 2 kategori raihan masing-masing pada bidang Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam rangka Harganas ke-27 dengan meraih peringkat I TOP 5 Pelayanan KB Pasca Persalinan dan capaian tertinggi peringkat I Akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). 

Anugerah penghargaan diserahkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel H Ramlan. 

Noormiliyani sendiri yang diminta tanggapan menyatakan, penghargaan ini merupakan prestasi masyarakat dan untuk seluruh masyarakat Barito Kuala.

“Semua ini atas kerjasama yang baik antara pemerintah, kader-kader KB, seluruh SKPD terkait, dan seluruh masyarakat Barito Kuala,” tuturnya.

Bupati satu-satunya wanita di Kalsel itu mengaku bangga dan bersyukur atas prestasi yang diraih. 

Lebih-lebih, jelas dia,  penghargaan yang ditorehkan kali ini berskala nasional. 

“Ini merupakan berkah sekaligus kado di hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-75,” katanya. 

Terkait KB, Noormiliyani berharap,  dengan anugerah ini akan semakin menambah semangat masyarakat untuk menekan tingkat kelahiran dengan menjaga jarak lahirnya anak agar pembangunan keluarga bisa lebih terarah dan terencana. 

Bupati yang 10 tahun berpengalaman menjadi Ketua Tim Penggerak PKK itu mengharapkan,  penerapan KB supaya lebih digalakan para kaum lelaki. Mengingat tingkat resiko lebih rendah, lebih efektif, serta lebih menguntungkan.

Sementara, sebut dia, bagi perempuan cenderung memiliki banyak resiko akibat adanya batas usia ideal dan rentannya resiko serta tingkat kelalaian maupun kegagalan lebih tinggi.

“Kalau pria ber-KB paling tidak bisa menggantikan peran isteri yang selalu repot untuk meminum pil setiap hari, pasang implan (susuk) tiap bulan, atau suntik setiap tahun dan sebagainya,” katanya.

Di samping itu, lanjutnya, secara tidak langsung penggunaan KB pada pria berdampak dari segi ekonomi karena pelaksanaannya cukup sekali melakukan vasektomi dan tak perlu mengeluarkan uang lebih jika dibandingkan kaum wanita. 
 

Pewarta: Arianto

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020