Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ratusan anggota Barisan Pemadam Kebakaran Banjarmasin menyerbu kantor Satpol PP Kota Banjarmasin di jalan RE Martadinata untuk meminta penjelasan terkait penganiayaan yang dilakukan anggota Satpol PP terhadap salah seorang anggota BPK.

    
Ratusan anggota BPK yang datang dari berbagai penjuru kota Banjarmasin tersebut, memadati sepanjang jalan RE Martadinata, hingga halaman Balaikota Banjarmasin, untuk meminta pertanggungjawaban anggota Saatpol PP atas pemukulan dan penganiayaan terhadap anggotanya tersebut.

Melihat kondisi tersebut, satuan Polresta Banjarmasin langsung turun tangan untuk melakukan pengamanan, untuk berjaga-jaga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Beruntung, kendati jumlah anggota BPK cukup banyak yang datang, namun aksi turun jalan tersebut, berjalan cukup aman dan damai, tidak ada aksi brutal maupun lainnya.

Kondisi semakin terkendali, setelah Wakil Walikota Banjarmasin, Irwan Anshari, menemui para anggota BPK, dan berjanji akan menyelesaikan persoalan tersebut.

Bila memang benar ada anggota Satpol PP yang salah, maka Pemerintah Kota Banjarmasin tidak akan segan-segan untuk memberikan sanksi seadil-adilnya, sehingga kejadian tersebut tidak terulang.


Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kepala Satpol PP Kota Banjarmasin, Ichwan Nurkhalik, yang akan memberikan sanksi se-adil-adilnya kepada anggotanya bila terbukti bersalah.
  
"Kita akan tindak tegas, bila benar ada anggota saya yang bersalah, dan akan menyerahkan ke proses hukum," katanya.

Berdasarkan laporan sementara, kata dia, kejadian tersebut bermula, setelah anggota Satpol PP menegur korban hingga beberapa kali , agar tidak menggelar parkir di jalan Keramaian dekat kantor gubernur, karena lokasi tersebut untuk tempat pedagang kaki lima.

Namun ternyata, korban tidak mengindahkan peringatan tersebut, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan korban mengaku, bahwa lokasi parkir yang kini dia kelola, merupakan lokasi parkir milik Balakar, sehingga tidak masalah untuk parkir.

Persoalan ini, kini sedang dipelajari dan dicarikan jalan keluar terbaik, sehingga tidak merugikan seluruh pihak, terutama bagi korban. /e

Pewarta: Sukarli

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014