Forum Koordinasi Pencegahan (FKP) Terorisme Kalimantan Selatan menyasar pondok-pondok pesantren dalam rangka sosialisasi untuk pencegahan radikalisme dan terosrisme.

Ketua FKP Terorisme Kalimantan Selatan (Kalsel) Aliansyah Mahadi di Amuntai, Sabtu (18/7) mengatakan, silaturahmi dan sosialisasi yang dilakukan ke pondok pesantren (ponpes) dan tokoh-tokoh agama ini bukan berarti pihaknya menjustifikasi bahwa ponpes terpapar radikalisme atau terorisme.

"Kita hanya ingin memberikan pemahaman tentang terorisme sehingga nantinya dapat bersama-sama melakukan upaya pencegahan dari radikalisme dan terorisme," ujar Aliansyah.

Aliansyah mengatakan, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang terpercaya.oleh masyarakat dalam menyampaikan edukasi dan pemahaman termasuk bagi para santrinya agar terhindar dari paham-paham radikal dan aksi terorisme.
Pengurus FKP Terorisme Provinsi Kalsel menyampaikan sosialisasi pencegahan paham Radikal dan Terorisme di ruang induk mesjid yang berada di Kawasan Ponpes Nurul Amin Alabio, Sabtu (18/7). (Antaranews Kalsel/Diskominfo HSU/Eddy A)

Menurut data, katanya kaum remaja usia 18 -25 tahun cukup rentan terpengaruh akan paham radikal dan aktivitas Terorisme.

"Mereka yang bisa terpapar paham Radikal.bukam hanya dari kalangan pondok pesantren saja, bahkan dari kalangan PNS, TNI, Polri, dosen, wartawan maupun pekerja lainnya," kata Aliansyah lagi.

Ia menghimbau semua pihak untuk selalu waspada dan berhati-hati karena pada pelaku teroris dan penganut paham radikal selalu memanfaatkan kesempatan maupun disemua lini terkecil apapun untuk dimasuki atau dipengaruhi.

Maka FKP Terorisme Kalsel selaku perpanjangan tangan didaerah dari Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Pusat memerintahkan kepada seluruh jajarannya agar selalu melakukan 'road show' atau silaturrahmi ke pondok pesantren, tokoh agama maupun tokoh lintas agama untuk menyampaikan sosialisasi pencegahan Paham Radikal dan terorisme

Kepada pengasuh ponpes, Aliansyah juga meminta perekrutan usadz dan ustadzah agar selektif sshingga tidak ada pengajar di ponpes yang menyelipkan paham atau ajaran Radikalime kepada para santri,
Sebaliknya guru agama diharapkan dapat memupuk jiwa Nasionalisme kepada para santri-santriwatinya.
Pengurus FKP Terorisme bersama pengurus dan pengajar di Ponpes Rakha Amuntai dalam rangka Sosialisasi cegah Radikalisme dan Terorisme, Sabtu (18/7). (Antaranews Kalsel/Diskominfo HSU/Eddy A)

Kunjungan pengurus FKP Terorisme Kalsel bersama pejabat Kesbangpol Kalsel diarahkan.ke Pondok.Pesantren Nurul Amim Kecamatan Sungai Pandan yang dikelola Muhammadiyah dan Ponpes Rasyidah Khalidiyah (Rakha) di Kota Amuntai.

Pengurus Ponpes Nurul Amin, KH Muslikun Habib yang didampingi ustad dan ustadzah saat menerima kedatangan rombongan FKP Terorisme dan Kesbangpol Kalsel mendukung upaya pencegahan Radikalisme dan Terorisme.

"Sebenarnya Terorisme itu bukan bagian dari Ajaran Islam, karena Islam itu Rahmatan Lil Alamin, Islam sangat melarang tindakan kekerasan apalagi sampai.membunuh orang tak bersalah, " katanya.

Selama ini, katanya yang diajarkan kepada santri sebatas ilmu Agama, pelajaran Al Qur'an dan Hadist, serta pengajaran pengetahuan umum lainnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020