Omzet usaha pertanian hidroponik justru meningkat di saat pandemi yang berbanding terbalik dengan sektor bisnis lain kebanyakan terpuruk menurun terdampak COVID-19.

Seperti yang dirasakan Oka Wahyudi, seorang pengusaha pertanian hidroponik di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan nama Agroloka Hydroponic Spesialist.

"Saat ini ada peningkatan permintaan sayur di pasaran mencapai 60 persen dibanding kondisi normal sebelum pandemi," terang dia kepada ANTARA, Kamis.

Diakui Oka, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti bisnis yang digelutinya memang sempat khawatir dengan adanya wabah virus corona. 

Apalagi ada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak April 2020 lalu di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Dimana aktivitas masyarakat jauh menurun hingga berbagai sektor ekonomi berimbas lesu.

"Jadi kami sempat menurunkan produksi sayur pada Maret dan April karena khawatir pasar sepi. Namun kondisi sebaliknya justru terjadi, permintaan tambah tinggi," bebernya.

Alhasil, Oka yang memiliki 12 mitra usaha kemudian kembali meningkatkan produksi sayur yang ditanam hingga bisa memenuhi permintaan pasar yang terus bertambah signifikan.

"Kalau ditotal ada sekitar 10.000 lubang tanam kami punya dengan produksi jika seluruhnya panen bersamaan sekitar 666 kilogram sayur," jelas pria yang berdinas jadi guru olahraga di SDN Pasar Lama 3 Banjarmasin itu.

Terkait peningkatan permintaan pasar akan sayur-sayuran, menurut dia dipicu kesadaran masyarakat untuk hidup sehat saat pandemi COVID-19. Dimana sayur jadi bahan pangan yang wajib dikonsumsi sehari-hari. Bahkan, Oka juga melayani penjualan sayur secara daring yang peminatnya juga terus meningkat.
Oka Wahyudi, seorang pengusaha pertanian hidroponik di Banjarmasin. (ANTARA/Firman)


Meski permintaan meningkat, namun Oka mengaku tak menaikkan harga di tingkat petani para mitranya. Seperti sayur selada yang paling banyak dibudidaya pada pertanian hidroponik, dijual tetap Rp35 ribu perkilogram atau tidak ada kenaikan dibanding sebelum pandemi.

"Usaha pertanian hidroponik menjadi salah satu ekonomi kreatif yang menjanjikan. Bahkan sudah terbukti tak berimbas saat pandemi. Kuncinya sekarang di saat pandemi ini kita bisa berpikir cerdas dan mampu bertahan bahkan bisa terus berkembang dengan kerja keras dan inovasi mengikuti zaman," pungkasnya.

Diketahui hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Hidroponik cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas dan juga minim area lahan karena tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020