Dinas Pertanian Kalimantan Selatan akan membeli beras petani sebagai persiapan stok pangan selama pandemi COVID-19 sekaligus membantu petani agar tetap mendapatkan harga yang bagus saat panen.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel  Syamsir Rahman di Banjarmasin Senin mengatakan akan membeli beras petani dengan harga di atas harga pasaran sebagai antisipasi stok pangan selama terjadi pandemi COVID-19.

"Kami telah menyiapkan dana hingga Rp5 miliar untuk rencana pembelian beras petani tersebut," katanya.

Menurut dia, upaya pembelian beras petani tersebut sangat penting, untuk melindungi petani dari dampak pandemi sekaligus untuk membantu warga yang terdampak COVID-19.

Diharapkan, seluruh kabupaten dan kota di Kalsel juga melakukan hal yang sama, yaitu membeli beras petani, sebagai persediaan pangan selama COVID-19.

"Sebenarnya produksi kita dibanding dengan konsumsi sangat cukup. Konsmsi seluruh warga Kalsel hanya sekitar 300 ribu ton per tahun, sedangkan produksi ditaregetkan 1,5 juta ton. Hanya saja, biasanya beras- beras tersebut, banyak dijual ke luar daerah. Mengantisipasi hal tersebut, makanya pemerintah berupaya melalukan pembelian," katanya.

Syamsir mengungkapkan, selama terjadi pandemi COVID-19 anggaran dinasnya dipotong hingga 50 persen untuk mempercepat penanganan COVID-19.

Pemotongan tersebut, salah satunya dimanfaatkan untuk membeli beras petani dengan harga lebih tinggi dibanding harga pasar.

Beras tersebut, akan dimanfaatkan untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak COVID-19.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan melindungi petani dari penyebaran COVID-19, melalui sosialisasi protokol kesehatan COVID-19.

"Jangan sampai COVID-19 masuk desa, karena akan berpengaruh besar terhap produksi pangan daerah. Petani benar-benar harus mendapatkan perlindungan maksimal dari serangan COVID-19," katanya.

Sebelumnya, Syamsir mengungkapkan, wabah COVID-19 saat ini, dikhawatirkan mengakibatkan produksi pada 2021 tidak mampu memenuhi target karena adanya pengurangan anggaran hingga 50 persen.

Bahkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) pengurangannya hingga 70 persen, belum lagi sektor-sektor lain di bidang tanaman pangan yang juga mengalami pengurangan.

Syamsir berpendapat, persoalan pangan menjadi persaalan krusial yang harus mendapatkan perhatian lebih terutama dalam penanganan wabah COVID-19 dibanding sektor lainnya.

"Sektor pangan dan pertanian menjadi salah satu garda terdepan dalam pertahanan ekonomi dan sosial dalam menghadapi COVID-19, sehingga perlu perhatian lebih dari berbagai pihak," katanya.

Para petani, harus mendapatkan dukungan penuh, untuk bisa terus berproduksi, dengan tanpa mengabaikan aturan dan ketentuan penanganan COVID-19.

Pada 2020, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel mendapatkan anggaran sekitar Rp21 miliar dan sesuai ketentuan akan dipotong hingga 50 persen.

"Tentu kondisi tersebut sangat sulit untuk meningkatkan produksi pangan," katanya.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020